Minggu, 01 November 2009

PENSIUNAN LEBIH SEHAT FISIK & MENTAL DENGAN TERUS BEKERJA

Pepatah lawas 'bekerjalah untuk hidup' relevan sekali dengan hasil penemuan yang dilakukan para peneliti. Bekerja bukan semata untuk mendapatkan materi tapi juga bagus buat kesehatan. Orang yang sudah pensiun pun disarankan tidak hanya mengisi hidupnya dengan leha-leha tapi juga tetap bekerja sesuai dengan kemampuan dan kondisinya.

Penelitian yang dilakukan ahli psikologi Dr Mo Wang dari University of Maryland AS, menemukan orang-orang yang tetap bekerja setelah pensiun ternyata memiliki fisik dan mental yang lebih sehat ketimbang para pensiunan yang sama sekali berhenti kerja.

Temuan ini menunjukkan bahwa orang yang akan pensiun sebaiknya mempertimbangkan pekerjaan apa yang akan dilakukan, dalam istilah yang dinamakan 'jembatan kerja', sebagai masa transisi ketika memasuki masa penuh pensiun.



Apakah ini berarti sepanjang hidupnya orang harus bekerja? Tentu saja tidak, tapi tidak mengerjakan apa-apa setelah masa pensiun menurut Wang justru tidak baik untuk mental karena lebih gampang stres dan fisik menjadi tidak banyak bergerak.

Wang menyarankan sebaiknya para pensiunan mengambil pekerjaan paruh waktu atau tetaplah menjadi pribadi yang aktif dan berkarya sesuai kemampuan jika ingin mandiri atau tidak ingin lagi bekerja dengan orang lain.

"Pada dasarnya jika seseorang berada dalam kondisi bekerja paruh waktu atau bekerja mandiri setelah pensiun terbukti lebih sehat mental dan fisiknya," kata Wang seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (24/10/2009).

Dalam penelitiannya, Wang dan rekan-rekan menggunakan data lebih dari 12.000 orang yang penelitiannya dimulai sejak tahun 1992. Partisipan adalah mereka yang berusia antara 51-61 tahun yang kondisinya disurvei setiap 2 tahun selama periode 6 tahun.

Hasilnya, para pensiunan yang masih tetap bekerja lebih sedikit terkena peyakit tekanan darah tinggi, jantung, diabetes dan rematik dibandingkan mereka yang memutuskan untuk pensiun penuh dengan tidak mau lagi bekerja. Temuan tersebut telah dilaporkan dalam Journal of Occupational Health Psychology.

Namun dia juga mengingatkan para pensiunan yang ingin bekerja lagi harus siap dengan posisi pekerjaan yang asing atau perubahan gaya hidup. Maka itu penting untuk menyiapkan diri mempertimbangkan pekerjaan apa yang cocok bukan malah pekerjaan barunya membuat stres, sehingga ada manfaatnya bagi kesehatan mental dan fiisik.

Yang tua saja disarankan untuk terus bekerja, kenapa yang muda malah bermalas-malasan? Menurut Wang apa pun bisa dikerjakan. (Sumber : Detik Health)

Selasa, 22 September 2009

MALIOBORO

Awal puasa sebagaimana tradisi banyak orang nyekar kemakam orang tua dan keluarga, termasuk saya nyekar kemakam orang tua di Kebumen dan Purworejo. Ada pepatah mengatakan “Sekali dayung dua pulau terlampui” Saya dan keluarga sehabis nyekar melanjutkan jalan-jalan ke Yogya tepatnya ke Malioboro untuk kangen-kangenan menikmati suasana Yogya.

Jalan Malioboro merupakan jantungnya kota Yogya, segala jenis kendaraan dari sepeda, becak, andong, sepeda motor dan kendaraan roda empat semua melintas disana, belum lagi para pedagang kaki lima yang memadati emperan toko menjadi ciri khas Malioboro.

Menyusuri Jalan. Malioboro sampai didepan Pasar Bringharjo mata saya tertuju sebuah tulisan didepan toko Mirota Batik ada tulisan dipintu masuk toko “ COPET DILARANG MASUK” saya tidak begitu paham dengan tulisan tersebut. Apa maksudnya, apakah tulisan ini sebagai peringatan bagi tukang copet atau peringatan bagi para pengunjung supaya lebih waspada terhadap aksi para pencopet.

Itulah sekilas Jalan Malioboro dengan segala ragam dan kesibukannya, berdesak desakan, susah parkir dan satu lagi “Awas Copet”


Senin, 06 Juli 2009

MENIKMATI MASA PENSIUN

Setelah bekerja selama 33 tahun lebih sebagai abdi negara, akhirnya datang juga masa-masa akhir pengabdian, tepatnya pada awal bulan Maret 2006 saya memasuki masa pensiun. Hari pertama memasuki masa pensiun terasa gamang, karena kebiasaan rutin setiap hari harus berangkat bekerja sambil berkejaran dengan waktu untuk menembus kemacetan lalulintas yang setiap harinya mewarnai kota Jakarta.

Ada sebuah pertanyaan klasik bagi mereka yang akan memasuki masa pensiun : Setelah tidak lagi bekerja "mau ngapain" ? Bagi mereka yang jauh-jauh hari mempersiapkan diri tidak ada masalah, tetapi bagi mereka yang tidak ada persiapan, karena terlena bisa menjadi stress berkepanjangan yang pada akhirnya muncul berbagai penyakit.

Karena penghasilan berkurang, penghematan perlu dilakukan, mulai dari pemakaian kendaraan, telepon, listrik mulai dibatasi, kalau perlu merokokpun harus berhenti demi penghematan pengeluaran.

Bagaimana dengan anak-anak yang belum selesai kuliah, atau belum memperoleh sebuah pekerjaan?. ini semua menjadi tambahan persoalan keluarga yang harus dicarikan jalan keluar agar tidak menambah beban biaya hidup.

Bersyukur kepada Tuhan saya sudah masuk tahun ketiga dalam menikmati masa pensiun, anak-anak semua sudah selesai kuliah bahkan sudah bekerja. Puji Tuhan kesehatan saya masih terjaga, masih bisa ber Face Book, nge Blog dan sesekali refreshing keluar kota bersama anak cucu.

Untuk rekan dan sahabat yang masih aktif bekerja jangan sampai terlena, karena tak terasa waktu terus berjalan, persiapkan hari tua sedini mungkin. Mudah-mudahan pengalaman ni menjadi bahan renungan untuk mempersiapkan diri dalam memasuki masa pensiun. Semoga bermanfaat........

Sabtu, 30 Mei 2009

IKLAN

Dunia iklan boleh dikatakan sudah merambah hampir semua media, baik media cetak, media elektronik dan media lainnya. Iklan memang salah satu sarana untuk memperkenalkan produk maupun jasa, agar dapat menembus dan merebut pasar, sehingga produk dan jasa yang ditawarkan dapat terjual.


Dari iklan rumah, mobil, motor, lowongan pekerjaan, obat-obatan, jamu, pengobatan alternatif, kursus dan sekolah. Tidak ketinggalan sejumlah paranormal juga beriklan, boleh dibilang mau cari barang dan jasa apa saja semua ada dan bisa.


Saya ingin mencermati sebuah iklan sebuah sekolah/ perguruan tinggi seperti yang terlihat pada foto yang saya posting ini, dengan kuliah selama 1 sampai 2 tahun dengan biaya tertentu dijamin dapat memperoleh gelar Sarjana S1. Satu lagi iklan yang menjanjikan wisuda pada bulan Juni 2009 legal S1 sampai S3 dengan biaya yang bisa dicicil.


Kalau saja iklan ini benar, begitu mudahnya seseorang menyandang gelar S1, S2 dan S3.

Bagaimana citra pendidikan ditanah air tercinta ini?

Sabtu, 02 Mei 2009

BALADA UANG SERIBU DAN SERATUS RIBU

Balada kisah uang 1.000 dan 100.000 konon uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang canggih. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda. Uang seratus ribu berkata pada uang seribu : Ya, ampuunnnn. .......... dari mana saja kamu kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget, kumal, kotor, lecek dan bau.

Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ...... Ada apa denganmu? Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata : Ya, beginilah nasibku kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus, hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam.. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan kotoran ayam. Besoknya lagi aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci warteg, dari laci warteg aku berpindah ke kantong tukang nasi uduk .

Begitulah perjalananku dari hari ke hari, makanya aku bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: Wah, sedih sekali perjalananmu kawan. Berbeda sekali dengan pengalamanku, kalau aku sejak
keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis.

Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus.. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu dan aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. Uang seribu terdiam sejenak, dia menarik nafas lega, katanya : Ya. Nasib kita memang berbeda, kamu selalu berada di tempat yang nyaman.

Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga dari pada kamu, Apa itu? Uang seratus ribu penasaran. Aku sering bertemu teman-temanku di kotak amal, kantong persembahan dan kotak perpuluhan digereja. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana.

Artikel ini ditulis oleh seorang sahabat karib Mas Widi, Trims ya Mas....

Kamis, 16 April 2009

KAKI LIMA

Berjualan memang tidak mudah, banyak cara pedagang menjajakan dagangannya, ada yang menjajakan dagangannya dengan berkeliling dari kampung ke kampung sambil menawarkan barang dagangannya, ada juga yang menetap disebuah lokasi dan bagi pedagang yang mampu pastinya punya toko atau kios.


Pedagang pakaian yang satu ini memilih cara yang “nyleneh” dengan menggelar sebagian dagangannya dipinggir jalan dan sebagian digantungkan dengan hanger disebuah pohon cery/ karsen yang cukup tinggi.


Semua ini dengan maksud untuk menarik perhatian banyak pembeli agar dagangannya laku, sehingga dapat memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Padahal tidak jauh dari tempat ini banyak toko besar yang menjual dagangan yang sama, bahkan toko swalayan yang sangat komplit menjual aneka busana dan kebutuhan lainnya.


Persaingan bisnis memang cukup ketat, sehingga bagi pedagang kaki lima ini harus pandai-pandai mencari peluang untuk menarik pembeli, strategi dan cara-cara yang “nyleneh” ini ditempuh untuk memperoleh omzet penjualan, sehingga dapur tetap ngebul. Sungguh Tuhan Maha Adil dan mencintai umatnya, selama kita masih mau berusaha dan berdoa, berkat dan rejeki akan diberikan olehNya.


Gambar ini diambil pada tanggal 19 Maret 2009 disebuah sudut jalan dikota Purworejo, Jawa Tengah. (dekat Pasar Baledono)



Senin, 30 Maret 2009

OVER LOAD

Sepeda motor saat ini merupakan alat transportasi paling efektif yang mudah untuk menjangkau suatu tempat dan tujuan dengan cepat dan ekonomis, apalagi untuk kota besar seperti Jakarta hampir seluruh ruas jalan setiap hari dipenuhi dengan kendaraan yang satu ini.

Disamping untuk keperluan transportasi keluarga, sepeda motor juga dipakai sebagai angkutan penumpang yang kita kenal dengan ojeg, bahkan banyak orang memanfaatkan sepeda motor ini untuk mengangkut barang kebutuhan hidup sehari-hari.

Karena mudahnya seseorang memperoleh Surat Ijin Mengemudi (SIM) dengan “tanpa ujian” dan lemahnya pengawasan serta penindakan terhadap pelanggaran lalulintas, pengemudi sepeda motor sering mengabaikan peraturan dan rambu lalu-lintas, tanpa memakai helm, mengendarai sepeda motor dengan lebih dari dua orang dan mengangkut barang melebihi kapasitas (over load). Keselamatan jiwanya dipertaruhkan..

Pada saat kami pulang kampung pada tanggal 19 Maret yang lalu, didaerah Bumiayu dimana jalan banyak tikungan, tanjakan dan turunan, tampak seorang pengemudi sepeda motor berboncengan dengan membawa beban barang 3 buah karung besar berisi hasil pertanian, benar-benar penuh resiko.

Komentar anda? : berani, nekat, kepèpèt, ekonomis, motor gué, mumpung nggak ada polisi….. dsb…..

Senin, 16 Maret 2009

RAMBU LALU LINTAS

Hampir setiap hari saya melewati Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, namum tidak begitu perhatian dengan rambu lalu-lintas yang terpasang didepan Mall Citra Klender, rambu lalu-lintas ini termasuk rambu peringatan bagi pengguna jalan agar lebih waspada dan berhati-hati karena adanya ranjau paku yang disebar oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.

Beberapa ratus meter dari rambu “Ranjau Paku” ada rambu lalin yang memberi tahu bahwa lebih kurang 125 meter lagi ada tukang tambal ban. Yang menjadi pertanyaan saya: Apakah rambu lalu lintas semacam ini termasuk rambu resmi yang dibuat oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya atau tukang tambal ban punya pekerjaan?

Jamannya memang jaman sulit, tetapi mbok yao… cari rejeki jangan menggunakan cara-cara yang tidak terpuji dengan menyebar paku yang mengakibatkan orang lain menjadi susah dan sengsara. Bukankah masih banyak cara-cara lain yang lebih baik dan halal tanpa harus merugikan sesama?

Alhamdulillah sampai hari ini saya belum pernah mengalami pecah ban selama melintas dijalan tersebut, mudah-mudahan sih jangan sampai terjadi.

Bagi saudaraku waspadalah dan berhati-hatilah didalam berkendara, karena disekitar anda ada saja orang-orang yang dengan sengaja ingin memperoleh dan merampas rejeki dengan mencelakai orang lain dengan berbagai modus operandi, diantaranya seperti tukang tambal ban yang mendapat rejeki dari ban yang pecah akibat terkena ranjau paku.

Semoga anda selamat. Amin…….

Senin, 09 Maret 2009

BUANG SAMPAH

Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama, untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat perlu kesadaran dan kepedulian bagi setiap warga masyarakat. Perilaku disiplin perlu ditanamkan bagi setiap individu sejak usia dini agar kebiasaan membuang sampah sembarangan tidak terjadi dimana-mana.

Disebuah komplek perumahan yang cukup mewah disentra timur wilayah kota Jakarta, ada sebidang tanah kosong yang belum dibangun oleh pemiliknya, karena kebiasaan sebagian besar warga kota membuang sampah sembarangan, melirik sebidang tanah yang masih kosong, dengan mudahnya tetangga kiri kanan memanfaatkan tanah kosong tersebut sebagai tempat buang sampah gratis.

Sudah barang tentu sang pemilik lahan menjadi sewot melihat lahan miliknya dijadikan tempat pembuangan sampah. Saya yakin pemilik sudah mengingatkan kepada tetangga kiri kanan agar tidak membuang sampah dilahan miliknya, tetapi himbauan dan larangan rupanya tidak mendapat tanggapan dan tidak digubris.

Sebagai manusia yang normal kesabaran pasti ada batasnya, manusia mana yang tidak kesal kalau lahan miliknya dijadikan tempat pembuangan sampah? Seperti tampak pada foto sebagai ungkapan kemarahan, sang pemilik lahan memasang papan peringatan dengan menulis : “Yang membuang sampah disini kaya monyet” Dengan tulisan seperti itu nampaknya cukup ampuh untuk melarang orang membuang sampah dilahan kosong tersebut.

Etika dan budi pekerti rupanya sudah ditinggalkan banyak orang, sehingga himbauan atau larangan sering kita jumpai dengan menggunakan kata/ kalimat yang keras dan kasar. Salah siapa?

Apakah anda punya solusi?


Selasa, 03 Maret 2009

HUT KE 90

Pada hari Minggu Pon tanggal 1 Maret 2009 Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta genap berusia 90 tahun, hari jadi Dinas Pemadam Kebakaran ditandai dengan sebuah prasasti yang dipersembahkan Masyarakat betawi tertanggal 1 Maret tahun 1919 dan prasasti ini menjadi bukti otentik hari lahirnya Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana yang dahulu dikenal dengan nama Brandweer atau kebanyakan orang menyebut dengan nama Blangwir….

Upacara HUT kali ini tergolong meriah dan mewah, karena dihadiri oleh lebih dari 17 perwakilan Dinas Pemadam Kebakaran dari berbagai Propinsi di Indonesia, dengan gelar pasukan sebanyak lima bataliyon dari lima wilayah kotamadya, ditambah dengan Barisan Sukarelawan Kebakaran. Demo simulasi penyelamatan korban yang terjebak dalam kobaran api ditampilkan dengan menggunakan heli dan peralatan Rescue yang sangat canggih. Personel terlihat sangat terampil dan cepat dalam menyelamatkan korban yang ada didalam sebuah mobil yang sudah terbakar.

Dengan diiringi oleh Korps Musik Dinas Pemadam Kebakaran yang konon adalah Korps Musik (Marching Band) tertua di Indonesia, senam kolosal diikuti oleh lebih dari seratus lima puluh personel Anggota Pemadam Kebakaran terlihat sangat kompak, senam perahu karetpun ditampilkan dengan begitu rapi sehingga hampir seluruh undangan dan penonton terpesona.

Dengan semangat “Pantang Pulang Sebelum Padam” Pemilik Blog ini yang kebetulan pensiunan Pemadam Kebakaran tetap bersemangat dan mencintai institusi ini sampai akhir hayat.

Dirgahayu Ke 90 Dinas Pemadam Kebakaran Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, Semoga BRAHMA YUDHA JAYA ……..

Jumat, 20 Februari 2009

BAYAR DOBEL

Bayar dobel artinya membayar dua kali dari tarip resmi, saya dan anda mungkin sering mengalami hal ini khususnya dalam membayar retribusi parkir. Dibeberapa Mal, Kantor Pemerintah dan rumah sakit di Jakarta pengelola parkir sudah menggunakan system computer, bahkan dilengkapi camera sehingga kendaraan yang masuk areal parkir terekam jelas jenis, merk dan type kendaraan.

Taripnyapun bervariasi mulai dari Rp. 1.000,- sampai Rp. 3.000,- pada jam pertama, jam berikutnya ada yang lebih mahal ada pula yang lebih murah, tergantung lokasi tempat parkirnya, namun demikian didalam lokasi parkir masih ada saja petugas parkir yang minta imbalan bayaran lagi dengan cara memberi aba-aba kepada setiap kendaraan yang akan masuk dan keluar dari areal parkir.

Ditaman parkir Monas yang disediakan untuk parkir kendaraan para Pegawai Pemda DKI dan tamu yang akan berurusan ke kantor Gubernur, diarea parkir tersebut banyak petugas parkir yang sudah sepuh-sepuh dan menggunakan seragam Parkir Jaya, padahal pengelolaan parkir tersebut sudah diambil alih oleh Unit Pelaksana Tehnis Dinas Perhubungan, dengan dalih mengatur perparkiran dan dengan caranya sendiri, mengharapkan kepada pengemudi kendaraan roda empat minta jasa tambahan rata-rata Rp.1.000,- per kendaraan untuk kantong pribadi.

Masih banyak terlihat petugas parkir yang melakukan pungutan tambahan dibeberapa tempat parkir seperti di : Kantor Walikota Jakarta Timur, Rumah Sakit Persahabatan, Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, RSCM dan hampir disetiap Mal yang ada di Jakarta. Anehnya pengelola parkir tidak mau menjamin kerusakan barang maupun kehilanggan kendaraan yang diparkir.

Sudah saatnya pemerintah daerah menertibkan pengelola parkir dan menetapkan standar tarip parkir, sehingga perparkiran menjadi lebih tertib yang pada akhirnya akan menambah PAD (Penerimaan Asli Daerah).

Apakah anda ikhlas atau dengan terpaksa membayar dobel?

Minggu, 08 Februari 2009

PELANGGARAN LALU LINTAS

Disiplin pengendara kendaraan bermotor diibukota Jakarta sangat rendah, hal ini menjadi salah satu faktor terjadinya kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas diibukota ini. Terutama pengemudi sepeda motor yang dengan seenaknya menyerobot lampu merah, memotong jalan dan melawan arus (nyungsang) bagaikan raja jalanan, belum lagi kendaraan umum seperti: mikrolet, metro mini, bus kota, taxi dan bajaj yang sering mangkal dan mengambil/ menurunkan penumpang semaunya sendiri disembarang tempat.

Akibat dari ketidak disiplinnya pengendara, boleh dikatakan di Jakarta tidak ada ruas jalan yang bebas dari kemacetan, sekalipun di jalan tol dalam kota, apalagi pada saat turun hujan, ruas jalan yang ada dibawah fly over digunakan untuk neduh para pengendara sepeda motor sehingga hampir menutup seluruh badan jalan, akibatnya terjadi antrian panjang pada jalan tersebut. (lagi-lagi pengendara sepeda motor menjadi penyebab),

Sangat disayangkan penegakkan peraturan maupun penindakan para pelanggar terkesan lemah dan masih dapat cingcay-cingcay antara pelanggar dan aparat (bukan malaekat sih) Undang-undang lalulintas sudah ada, disamping itu masih ada lagi Perda No. 8 th 2007 tentang disiplin berlalu-lintas. Bagi warga/ pengendara yang melanggar diancam kurungan selama 6 bulan atau denda sebesar 1 juta rupiah, namum aturan itu belum pernah diberlakukan. (aturan bukan untuk ditaati tetapi untuk dilanggar)

Angka pelanggaran lalu lintas dari Polda Metro Jaya : 60% dilakukan oleh pengemudi sepeda motor, 30% pengemudi angkutan umum dan 10% oleh pengemudi kendaraan pribadi, kadang masih terlihat kendaraan aparat juga melakukan pelanggaran padahal mereka semestinya menjadi contoh bagi pengemudi dan masyarakat umum.

Disamping penegakkan hukum secara tegas, penyuluhan berlalu lintas terhadap warga masyarakat harus dilakukan tanpa henti, termasuk disekolah agar disiplin berlalu lintas khususnya dapat ditaati oleh setiap pengendara dan warga masyarakat pada umumnya. Tanpa ada penegakkan disiplin berlalu-lintas aparat akan kewalahan dan akan terjadi stagnasi diseluruh ruas jalan ibukota.

Pengendara memahami aturan berlalu-lintas, tetapi nekad melanggar, padahal melanggar aturan lalu-lintas adalah maut, membahayakan keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Tanya kenapa?

Senin, 26 Januari 2009

GUNUNG PANCAR

Mungkin anda pernah mendengar tempat wisata Gunung Pancar didaerah Sentul Bogor? Lokasinya tidak jauh dari sirkuit Sentul kearah selatan melalui beberapa desa dan setiap desa memungut restribusi keamanan sebesar Rp. 2.000,- bagi setiap mobil pribadi yang akan memasuki lokasi wisata, dikarcis iuran keamanan dari desa Karang Tengah ada catatan tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan. Aneh sekali, tidak sesuai dengan judul karcisnya?

Taman wisata alam milik Departemen Kehutanan yang dikelola oleh PT Wana Wisata Indah dipintu gerbang masuknya memang sedikit terlihat indah, indahnya pemandangan hutan pinus, tetapi begitu sampai dilokasi pemandian air panas alangkah kecewanya. Airnya keruh, tempatnya begitu kumuh, bangunan saung seadanya terlihat reyot dan kolam pemandian yang sempit dan jorok.

Berapa biaya masuk kelokasi wisata ini? Mahuaal sekali dan tidak sesuai dengan apa yang kita bayar, dipintu gerbang per orang dikenai biaya karcis Rp. 2.000,- masuk ketempat pemandian air panas per orang harus mbayar lagi Rp. 10.000,- belum termasuk parkir kendaraan baik yang resmi maupun yang tidak resmi alias liar, kalau mau berendam air panas dibilik kamar lagi-lagi harus mbayar Rp. 10.000,- per 30 menit.

Hampir semua pengunjung tempat wisata ini kecewa berat, karena sarana dan prasarananya sama sekali tidak memadai, seorang ibu-ibu karena ditawari untuk melihat air terjun yang lokasinya dibelakang kampung oleh pemandu liar, saking kecewanya tampak sewot dengan mengatakan ‘telèk’. Cukup sekali ini saja, saya nggak bakalan kesini lagi.

Begitu juga belahan jiwa saya berceloteh : kesini beli teh panas 70 rb rupiah, maksudnya masuk berenam 60 rb plus parkir resmi 4 rb. dan beli teh panas 6 rb. Akhirnya buru-buru meninggalkan lokasi wisata ini karena benar-benar tidak nyaman dan jalan-jalan kekota hujan Bogor.

Kalau anda penasaran dan ingin kecewa silakan ke tempat wisata Gunung Pancar, Sentul, Bogor !!!!


Selasa, 20 Januari 2009

9 JAM

Pada hari minggu tanggal 18 Januari 2009 salah satu dari tangki yang berisi premium yang berkapasitas 5 juta liter di Depo Pertamina Plumpang meledak dan terbakar. Petugas Pemadam Kebakaran dengan seragam biru tua yang dikenal dengan sebutan “Satria Biru” berjibaku selama lebih dari 9 jam berhasil memadamkan, sehingga kebakaran hebat dapat dilokalisir, motto “Pantang Pulang Sebelum Padam” benar-benar diwujudkan.

Adalah rekanku Sdr Djaja Aditya Jaya, selaku Kasi Operasional Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Utara beserta jajarannya, memperoleh ucapan selamat dan sukses karena telah berhasil menyelamatkan Instalasi Obyek Vital, sehingga kebakaran tidak merembet ketangki yang lain.

Beliau sudah mengabdi di Dinas Pemadam Kebakaran DKI selama 36 tahun, saat ini mulai memasuki masa persiapan pensiun, namun fisiknya tetap terjaga, tampak tegap dan gagah walau sudah bercucu. Pada saat diwawancarai di TV One beliau menyatakan bahwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang merupakan rekor kebakaran, yang melibatkan hampir 280 personil dengan jumlah mobil pemadam kebakaran yang diterjunkan sebanyak 46 Unit.

Atas kinerja yang baik dan sukses ini seyogyanya pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dapat memberikan apresiasi kepada Dinas Pemadam Kebakaran, mengingat para petugas Dinas Pemadam Kebakaran bekerja tanpa pamrih, dengan mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk menyelamatkan obyek vital yang merupakan pusat distribusi BBM untuk wilayah Jabodetabek.

Masyarakat yang bertempat tinggal disekitar Depo Pertamina Plumpang dan sekitar Kelapa Gading sangat bersyukur dan berterima kasih, karena kebakaran dapat ditanggulangi, seandainya tangki lainya ikut terbakar dan meledak, tak terbayangkan seperti apa jadinya, lautan api akan melanda sebagian kota Jakarta.

“Pantang Pulang Sebelum Padam” dan Yudha Brama Jaya” itulah semboyanmu.

Senin, 12 Januari 2009

KESELAMATAN KERJA

Standar keselamatan kerja dikota besar seperti Jakarta kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan oleh instansi yang berwenang, contoh soal : terlihat pada foto beberapa tukang batu yang mengerjakan pembangunan rumah susun berlantai enam. Mereka sama sekali tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja berupa topi helm atau sabuk / tali pengaman tubuh untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

Apakah ini suatu keteledoran dari pemborong yang tidak menyiapkan peralatan keselamatan kerja atau pekerjanya sendiri yang tidak menyadari perlunya peralatan keselamatan kerja, atau barangkali mereka merasa repot bila menggunakan peralatan kerja dalam kegiatan sehati-hari.

Padahal pekerjaan mereka beresiko tinggi dan belum tentu mereka diasuransikan, manakala terjadi kecelakaan, siapa yang rugi? Apakah pemborong mau menanggung biaya pengobatan bahkan pemakaman kalau mereka sampai tewas?

Sudah saatnya instansi yang berwenang (Dinas Tenaga Kerja Tingkat Kotamadaya dan Kabupaten atau Tingkat Propinsi) agar selalu memberikan penyuluhan dan pengawasan terhadap keselamatan kerja para buruh dan tukang, agar kecelakaan kerja dapat diminimalisir. Kalau perlu menerapkan sanksi berat bagi para pemborong dan pekerja yang melanggar ketentuan.

Pelanggaran terjadi dimana-mana termasuk pelanggaran berlalu lintas dilakukan oleh pengguna jalan secara masal. Kapan disiplin dinegara tercinta ini dapat terwujud?


Kamis, 08 Januari 2009

PANTAI PANGANDARAN

Sebetulnya saya dan belahan jiwa (ngutip istilahnya Mbak Ely) sama sekali tidak ada rencana rekreasi akhir tahun ke Pantai Pangandaran, hanya secara kebetulan kami ada acara resepsi yang lokasinya tidak begitu jauh dari Pantai Pangandaran tepatnya di wilayah Kecamatan Gandrungmangu yang masih termasuk Kabupaten Cilacap bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, mampirlah kami ke Pantai Pangandaran.

Kami berangkat dari Purworejo, Kebumen, Buntu lewat Wangon belok kekiri arah Jeruk Legi dan menuju Kecamatan Gandrungmangu menempuh perjalanan kira-kira lima jam lewat Sidareja belok kekiri melewati daerah persawahan yang cukup subur dan menyebrangi sungai Citandui, akhirnya sampailah kami dipantai Pangandaran, dengan membayar sebesar Rp. 27.200,- satu kendaraan Kijang berikut seluruh penumpangnya (tanpa dihitung) masuk lokasi pantai Pangandaran. Tiket sudah termasuk premi asuransi, parkir dan retribusi sampah, wah komplit plit dah…

Di sepanjang pantai masih tampak beberapa bangunan rumah dan hotel yang rusak dan belum diperbaiki akibat terjadinya bencana Tsunami beberapa tahun yang lalu. Wisatawan yang berkunjung tidak terlalu banyak karena hari itu bukan hari minggu, Bus pariwisatapun bisa dihitung dengan jari, namun masih terlihat beberapa turis asing menikmati indahnya pantai.

Kesibukan para nelayanpun terlihat beberapa kelompok yang didominasi wanita sedang menarik jaring yang ditebar dengan perahu secara melingkar kelaut dengan mengambil radius lebih kurang 500 meter dari tepi pantai, setelah jaring ditarik kedarat ikan yang terjaring tidaklah banyak, hanya sekitar 2 Kg ikan teri bercampur dengan beberapa cumi-cumi dan ikan lainnya.

Itulah sekelumit gambaran pantai Pangandaran dengan teluk dan semenanjung yang luas menjadi indah dengan taman cagar alamnya. Ombak pantainyapun tidak terlalu besar sehingga memikat bagi siapa saja yang belum pernah berkunjung.

Selamat berwisata kepantai Pengandaran……..