Jumat, 20 Februari 2009

BAYAR DOBEL

Bayar dobel artinya membayar dua kali dari tarip resmi, saya dan anda mungkin sering mengalami hal ini khususnya dalam membayar retribusi parkir. Dibeberapa Mal, Kantor Pemerintah dan rumah sakit di Jakarta pengelola parkir sudah menggunakan system computer, bahkan dilengkapi camera sehingga kendaraan yang masuk areal parkir terekam jelas jenis, merk dan type kendaraan.

Taripnyapun bervariasi mulai dari Rp. 1.000,- sampai Rp. 3.000,- pada jam pertama, jam berikutnya ada yang lebih mahal ada pula yang lebih murah, tergantung lokasi tempat parkirnya, namun demikian didalam lokasi parkir masih ada saja petugas parkir yang minta imbalan bayaran lagi dengan cara memberi aba-aba kepada setiap kendaraan yang akan masuk dan keluar dari areal parkir.

Ditaman parkir Monas yang disediakan untuk parkir kendaraan para Pegawai Pemda DKI dan tamu yang akan berurusan ke kantor Gubernur, diarea parkir tersebut banyak petugas parkir yang sudah sepuh-sepuh dan menggunakan seragam Parkir Jaya, padahal pengelolaan parkir tersebut sudah diambil alih oleh Unit Pelaksana Tehnis Dinas Perhubungan, dengan dalih mengatur perparkiran dan dengan caranya sendiri, mengharapkan kepada pengemudi kendaraan roda empat minta jasa tambahan rata-rata Rp.1.000,- per kendaraan untuk kantong pribadi.

Masih banyak terlihat petugas parkir yang melakukan pungutan tambahan dibeberapa tempat parkir seperti di : Kantor Walikota Jakarta Timur, Rumah Sakit Persahabatan, Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, RSCM dan hampir disetiap Mal yang ada di Jakarta. Anehnya pengelola parkir tidak mau menjamin kerusakan barang maupun kehilanggan kendaraan yang diparkir.

Sudah saatnya pemerintah daerah menertibkan pengelola parkir dan menetapkan standar tarip parkir, sehingga perparkiran menjadi lebih tertib yang pada akhirnya akan menambah PAD (Penerimaan Asli Daerah).

Apakah anda ikhlas atau dengan terpaksa membayar dobel?

12 komentar:

Anonim mengatakan...

tukang dorong mobil tetangga yg ngalangin juga ngarep, tukang yang nyebrangin jalan juga ngarep...wah nggak hanya dobel, tapi tikel-tikel mbah..

Sugeng Kariyodiharjo mengatakan...

Sampun biasa wonten Indonesia, ingkang cetha kedah dipun tertibaken kangge nyengkuyung Indonesia tertib, aman dan damai.

Mbah Suro mengatakan...

*Mbak Ernut : Apalagi kalo mobil kita mogok di perempatan lampu merah, pedagang asongan, bahkan pengemis yang pura-pura kakinya sakitpun berebut ikut ndorong.
Waaah... mbayarnya tikel tekuk
Nulung tapi menthung...

*Pak Ugeng : Dipun tertibaken namung sakwentawis, mangke yen petugasipun kesah kambuh malih. Perlu penanaman disiplin sejak usia dini.

Anonim mengatakan...

mbah sediakan saja uang kecil dilaci dari uang zakat (biasakan setiap pulang rumah dapat uang masukkan 2,5% ke kotak untuk zakat) yg memang bukan hak kita tapi hak mereka yg butuh.
dijamin entheng iklas klas.......
dijalan2 banyak juga hal senada spt, sumbangan mesjid, kematian, peminta2,
wis ta..." more you give more you get"...
percaya deh.............

Mbah Suro mengatakan...

*Eyang Bethoro : Setuju sekali Eyang, saya berusaha untuk dapat membantu dan memberi sesuai dengan kemampuan saya, bahkan kalo pulang ke Jawa Tengah selalu menyiapkan sedikit rezeki untuk hal serupa. MBA....
Gemana khabarnya "Dukun Cilik" dari Jombang?

Anonim mengatakan...

Kalau yang seperti ini lebih banyak terpaksanya mbah. Mestinya pemerintah lebih tegas dalam menangani pungutan liar yang jelas sangat merugikan masyarakat. Sebab di dalamnya sangat mungkin terdapat aksi premanisme terselubung. Operasi premanisme beberapa waktu yang lalu apakah masih tetap berjalan sekarang ini.

Anonim mengatakan...

saya dapat email dari temen "air ponari" sudah dijual dalam kemasan kaleng sampai amerika dan jepang dengan label "ponari sweat" ternyata banyak penggemarnya.......
Saran saya batunya ponari dilemparke kali brantas saja supaya pasen2nya mudah ngambil gak usah antre.......

Mbah Suro mengatakan...

*Mas Mufti : Gertak sambel..... gebrakannya komandan baru, seharusnya secara kontinue operasi preman berkesinambungan, jadi tidak kucing-kucingan. Sampai kapan pungutan liar ini akan berlangsung.

*Eyang Bethoro : Di TV Kak Seto menyarankan bikin tandon air, trus batunya direndem, jadi pasien tidak ngantri berlama-lama. Tetanggaku juga sudah jual 'ponari sweat' kalengan dan botolan... he 3x

Dyah mengatakan...

Met Jumpa mbah

Mbayar untuk pakir dimana-mana begitu mbah di desa saya salah banyaknya, inilah Indonesia .....
kalau ngak dibayar ya kasihan .... tapi kalau dibayar mengurangi uang belanja, benar ngak mbah

Selamat berkarya

Anonim mengatakan...

weleh .. susyeh juga ya mbah kalo hrs mbayar dobel .. tripel ... ya kalau ada uang kecilnya kalau ndak ada apa harus minta susuk ^_^

Anonim mengatakan...

mbah mau tanya milang kori itu artinya apa , suwun

Mbah Suro mengatakan...

*Mbak Ely : Di Jakarta gampang golek duit mbak, lho wong cuma nyadong saja dapat duit, tanpa harus keluar tenaga dan pikiran (nyadong dengan muka garang atau mimik yang memelas)

Njajah deso milang kori :artinya keluar masuk kampung, menghitung pintu.