Jumat, 29 Agustus 2008

PUTU

Tanpa terasa kini aku sudah menjadi seorang kakèk, cucu pertamaku seorang perempuan yang kini berusia 15 bulan, anaknya hitam manis tapi cantik, sedang lucu-lucunya dan ngangeni. Nama panggilannya Abel, nama lengkapnya panjang banget sampe susah diapalin, mudah-mudahan nggak keberatan jeneng. Ucapan kata-katanya baru sepotong-sepotong, tetapi sudah bisa panggil ayah, embah dan mamah. Sering niru apa saja yang dilihat, lihat orang dandan ikutan pakai bedak, pakai alat-alat make up layaknya anak gadis, asal dengar musik pantatnya goyang-goyang, wah pokoké lucu banget.

Eyang putrinya selalu kangen, kalo sudah tiga hari nggak ketemu pasti diparani kerumahnya, sambil berangkat kerjapun kadang mampir ketempat cucunya untuk melepas rasa kangen, lain lagi eyang kakung, kalo sudah lama nggak ketemu kadang sampai gregeten, penginya ngesun yang lama, diuleng-uleng sampai-sampai cucu girap-girap ketakutan.

Alangkah bahagianya menjadi seorang kakek, kasih sayangnya kepada sang cucu melebihi segalanya, cucu memang ngangeni, apalagi kalau sudah bisa diajak guyon, nglalèkakè sakkabèhané………

Hallo kawan yang sudah mulai sepuh, kapan menyusul punya cucu……. ???
Eyang bethoro kepingin tuh…..

Rabu, 27 Agustus 2008

NGLANGI

Sewaktu aku masih remaja kebiasaan adus kali menjadi kesukaanku, apalagi kalo udara lagi panas sebentar-sebentar maunya nyebur kekali, bersama teman-teman adus kali bisa dijalani sampai berjam-jam, mata sampai memerah, telapak tangan keriput karena kedinginan, digigit lintahpun kadang tak terasa. Kalo kedua tanda ini belum hilang biasanya belum berani pulang kerumah, karena bakal ketahuan dan disenèni sama simbok dan bapak.

Keinginan untuk mengulang kembali saat-saat seperti itu tidaklah mudah, apalagi ditempat tinggalku sekarang ndak ada lagi kali yang jernih, hampir seluruh kali di Jakarta airnya buthek dipenuhi lumpur dan sampah, karena warga masyarakat ibukota tidak disiplin dan tidak ada kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, kali masih dianggap sebagai tempat buang sampah gratis. Oalaah mbah…..

Suatu ketika pas ada kesempatan liburan akhir pekan, kami bersama seluruh keluarga dan keponakan memanfaatkan sedikit waktu luang untuk plesiran, kebetulan ditempat kami menginap ada kolam renang. Sungguh saat yang tidak diduga sebelumnya, karena bisa bernostalgia “adus kali walau hanya dikolam renang yang tidak luas, kami bisa melepas penat dengan adus bareng, nglangi, nyilem sambil guyon. Suasana yang langka ini sempat diabadikan anak saya seperti terlihat pada gambar. Uhuayy senengnya….

Ada yang nggak bisa nglangi? Kaciaan deh yang nggak bisa ……
Sebentar lagi bakalan ada banjir bandang dimana-mana lho…..

*) nglangi = renang, disenèni = dimarahi,


Senin, 25 Agustus 2008

IBUKOTA LEBIH KEJAM DARI IBU TIRI

Sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia, untuk mendapatkan makan setiap hari saja demikian sulitnya, apalagi untuk memiliki papan yang layak sebagai tempat tinggal. Seperti yang terlihat pada sebuah foto diatas adalah seorang tuna wisma tertidur dengan lelapnya disebuah gubuk, foto tersebut diambil dikawasan Monumen Nasional (Monas) pada tanggal 25 Agustus 2008 jam 14.30. Padahal kawasan ini sangat dekat dengan Istana Presiden, Istana Wapres, persisnya didepan Balai Kota dimana Gubernur DKI Jakarta berkantor.

Kehidupan diibukota memang kejam, sampai-sampai ada yang menggambarkan ibukota lebih kejam dari ibu tiri”. Jakarta memang menjadi tumpuan dan harapan hidup bagi para pendatang baru, bagi mereka yang tidak memiliki ketrampilan sebaiknya tidak usah berandai-andai dan mengadu nasib ke ibukota. Contoh nyata tersebut menjadi gambaran kejamnya diibukota.

Kapan negara ini bisa adil, makmur, aman dan sejahtera?


Kamis, 21 Agustus 2008

BEREBUT JUDUL

Saya punya kenangan manis bersama besan yang sudah sama-sama sepuh dan pangsiunan, besan saya yang pangsiunan marinir orangnya gaul, keren dan enerjik, usianya enam tahun lebih tua dari saya, kumis dan rambutnya sudah memutih dan sengaja tidak mau disemir, tetangga sekitarnya menyebut Pak Uban alias KPU (Kepala Penuh Uban). Dia punya hobby bersepeda sehat, kadang bersama clubnya bersepeda dari Bekasi sampai ke Purwakarta (bukan Purwokerto) hebaat ya....

Foto kenangan diatas diambil pada tanggal 19 Agustus 2008 pada saat acara refresing keluarga menginap di salah satu bungalow dikawasan Puncak, Bogor. Saya bingung mau ngasih judul fotonya, awalnya saya mau kasih judul "Bersama Besan" tetapi besan saya menyarankan kasih judul "Penunggu Pohon" saja, saya meng iyakan dan memaklumi karena besan sedikit punya kemampuan supranatural.

Saat itu udara pagi masih terasa dingin sekali untuk ukuran orang Jakarta, kami berdua baru saja jalan-jalan berolah raga disekitar bungalow, sambil istirahat menikmati kopi panas yang disiapkan oleh istri saya (bukan kopi pahit layaknya kopi mbah dukun ya..) anak saya sengaja menjepret momen ini untuk kenang-kenangan.

Judul apa yang pas untuk foto tersebut : Mbah Dukun, Penunggu Pohon, Bersama Besan, Kakek Gaul atau Pak Uban? Trim Komentarnya.........

Sabtu, 16 Agustus 2008

WARNET "MS"


Pada saat saya memasuki MPP (Masa Persiapan Pensiun) yang juga sering diplesetkan sebagai kepanjangan dari Mati Pelan Pelan, saya harus mempersiapkan diri agar tidak mengalami kevacuman dan kejenuhan dalam menikmati sisa umur ini.

Saya nekad mencoba membuka usaha warnet dengan nama “Warnet MS”, dengan modal yang pas pasan, saya metutup sebagian garasi untuk ruang usaha, secara kebetulan lokasi rumah dan warnet saya dekat dengan komplek sekolahan SD, SMP dan SMA. Sehingga usaha ini menjadi berkat bagi saya dan keluarga.

Puji syukur dengan usaha ini saya dapat menikmati masa pensiun saya dengan suasana rilek dan santai, Dengan “ngeblog” saya dipertemukan dengan sahabat lama maupun sahabat baru walau hanya dalam dunia maya. Terima kasih kepada “kontjo kenthel” yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, kontjo kenthel inilah yang telah memberi motivasi dan semangat hidup melalui posting komentar mereka.

Ayo kawan! Coba tebak "MS" kepanjangan apa?


Rabu, 13 Agustus 2008

AMBULANCE ANEH

Setahun yang lalu kawan saya meninggal dunia karena serangan jantung, padahal jauh sebelum beliau wafat dokter sudah menyarankan agar berhenti merokok dan tidak minum kopi, tetapi beliau nekad tenan, pantangan tadi tetap dilanggar karena kedua-duanya adalah hoby berat beliau. Saya hanya bisa mendoakan agar almarhum diampuni dosa dan kesalahannya dan semoga diterima disisi Nya.

Almarhum dimakamkan ditanah kelahirannya di Pulau Samosir yang ditengah Danau Toba, kendaraan untuk membawa jenazah dari rumah duka ke Bandara Suta (Sukarno Hatta) adalah mobil Ambulan Mitsubishi L300 Diesel milik Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, waktu itu karena motor ampere tidak mau ngisi dan accunya soak untuk menghidupkan mobil ambulan terpaksa harus didorong, praktis lampu rotary dan sirine dalam perjalanan tidak dapat dibunyikan dan dinyalakan.

Setelah sampai dibandara sekitar jam 02.30 dinihari, mobil ambulan diparkir di lapangan parkir sambil menunggu keberangkatan pesawat, karena rasa kantuk yang berat keluarga dan crew ambulan mencari bufe untuk minum kopi yang jaraknya tidak begitu jauh dari mobil ambulan.

Mobil ambulan yang berisi peti jenazah ditinggal tanpa ada seorangpun yang menunggu, secara tiba-tiba lampu rotary menyala berkedip-kedip dan sirine berbunyi meraung-raung, padahal mau berangkat dari rumah duka mobil didorong karena accunya soak tanpa ada strom. Akhirnya keluarga dan crew ambulan berlari-lari menghampiri mobil ambulan untuk melihat apa yang terjadi, semua terheran-heran atas kejadian tersebut.

Rupanya almarhum tidak mau ditinggal sendirian di mobil ambulan, apalagi ditinggal ngopi karena ngopi adalah kegemaran almarhum. Dengan pengalaman seperti itu, sewaktu saya dan keluarga membawa jenazah almarhumah ibu saya dari Jakarta ke Purworejo pada tanggal 23 Desember yang lalu, saya dan keluarga tidak berani meninggalkan jenazah almarhumah sendirian didalam mobil ambulan, utamanya pada saat istirahat makan dan ngopi.

Selamat jalan ibu dan selamat jalan kawan…… doaku selalu......

Jumat, 08 Agustus 2008

DELMAN

Dengan kemajuan tehnologi khususnya disektor otomotif, kendaraan tradisional ini makin tersingkir, bahkan dikhawatirkan punah. Di Jakarta khususnya dikawasan Taman Monumen Nasional sebelum Walikota Jakarta Pusat dijabat oleh Ibu Silviana Murni delman masih diperbolehkan untuk beroperasi. Dengan kebijakan Walikota baru kendaraan ini dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan kota metropolitan, sehingga delman tidak boleh lagi beroperasi dikawasan tersebut .

Begitu juga didaerah dan pedesaan delman sudah mulai digeser oleh Delman Nippon yang tidak perlu menyiapkan rumput. Saya masih teringat saat ujian SR (Sekolah Rakyat) tahun 1963, kebetulan tempat ujian jaraknya cukup jauh dan sudah menjadi tradisi jaman itu setiap ujian SR murid-murid berangkat secara rombongan dengan naik delman, sungguh perjalanan yang mengasyikan dan sulit dilupakan, apalagi kalau kebetulan delmannya bagus dan kudanya bisa berlari kencang dan gagah. Woouw…..

Delman merupakan alat transportasi rakyat yang serbaguna, bisa untuk belanja kepasar , kondangan, rekreasi ke pantai pada hari Raya Idul Fitri, bahkan untuk ngiring manten ke KUA ditingkat kecamatan.

Sampai kapan delman bisa bertahan? Apakah cucu-cucu kita nanti masih bisa melihat delman?