Selasa, 30 Desember 2008

SATE BÈBÈK

Inovasi berbagai jenis masakan saat ini dicoba dan ditawarkan dengan berbagai macam cara dan nama yang kadang aneh didengar, contoh saja di Jakarta ada nama jenis masakan yang namanya cukup extrim. Sebut saja : Rawon Setan Mbak Endang , Burger Mblenger, Soto Gebrak, Bakso Tennis dan lain-lain. Semua ini merupakan sensasi untuk menarik minat agar orang mau mampir dan mencoba.

Saya punya langganan tempat makan setiap ada kesempatan pulang kampung ke Purworejo, yang pertama sate kambing muda “Murni” di Brebes dan satu lagi yaitu "Sate Bebek Pak Kirno" didaerah Tambak, Banyumas. Rumah makannya tidak terlalu besar tetapi tidak pernah sepi, sate bebeknya empuk dengan bumbu komplit kecap atau kacang, gulainya minta ampun nikmatnya benar-benar mak nyuusss…… Harganyapun pas…seimbang dengan rasanya, tidak mahal dan tidak menguras kantong anda.

Saya menemukan sate bebek Pak Kirno secara tidak sengaja, waktu itu saya beserta orang tua saya pulang ke Purworejo, karena kelelahan nyopir berhentilah didepan warung sate tersebut, sebetulnya perut belum terasa lapar tapi tak apalah nyobain seperti apa sih rasanya sate bebek. Ibu sayapun yang sudah sepuh seumur-umur belum pernah tau seperti apa rasanya sate/ gulai bebek. Singkat kata kami mencoba menikmati menu masakan bebek yang ada disitu.

Saat Ibuku pulang kampung untuk beristirahat selama-lamanya pun masih sempat istirahat dan mampir makan di Rumah Makan Sate Bebek Pak Kirno.

Kalo lewat Banyumas jangan lupa mampir dan nikmati sate bebek pasti Mak Nyuusss….


Minggu, 14 Desember 2008

KEBAKARAN

Api kecil adalah kawan dan api besar menjadi lawan. Kebakaran adalah Api yang tidak terkendali dan kebakaran merupakan rampok yang paling rakus, karena “merampok” seluruh harta benda bahkan nyawa sekalipun, sehingga kebakaran harus kita cegah sedini mungkin jangan sampai terjadi dilingkungan tempat tinggal kita.

Dalam rangka mengantisipasi terjadinya musibah kebakaran diwilayah DKI Jakarta, Dinas Pemadam Kebakaran DKI membentuk Barisan Sukarelawan Kebakaran ditingkat kelurahan yang beranggotakan dari kelompok masyarakat dari Karang Taruna, Ibu-ibu PKK dan pemuka masyarakat.

Tujuan utamanya adalah agar Barisan Sukarelawan Kebakaran tersebut dapat mengambil peran setiap terjadi kebakaran diwilayahnya, paling tidak mereka dapat melakukan pemadaman dini sebelum Mobil Pemadam Kebakaran datang di lokasi untuk melakukan pemadaman kebakaran. Sudah barang tentu sebelum menjadi Barisan Sukarelawan Kebakaran mereka dibekali pengetahuan dasar tentang api dan memperoleh pelatihan dasar penanggulangan kebakaran oleh ahlinya secara gratis dan bersertifikat.

Pelatihan penanggulanggan kebakaran dimulai dengan teori dan praktek pemadaman dengan peralatan yang paling sederhana seperti karung basah, pasir, APAR (alat pemadam api ringan) juga dengan menggunakan motor pompa portable seperti terlihat pada foto. Intinya api akan padam dengan sendirinya apabila salah satu mata rantai api yang terdiri dari : udara, panas dan benda yang mudah terbakar dapat diputuskan.

Berhati-hatilah jangan sampai rumah anda “dirampok” sijago merah alias kebakaran.

Kamis, 11 Desember 2008

DONOR

Sebuah negara yang “gemah ripah loh jinawi” sering mendonorkan sebagian kemakmurannya kepada negara lain yang mengalami kekurangan dalam bentuk: sandang, pangan, kesehatan, pendidikan dan prasarana lainnya sebagai wujud kebersamaan.

Sebagai makhluk sosial dan secara individu kita juga dapat memberikan sebagian harta bahkan organ tubuh kita untuk membantu orang lain yang memerlukan, contoh kecil adalah donor darah, karena darah tidak dapat dibuat secara sintetis, sehingga apabila ada seseorang yang mengalami suatu kecelakaan atau persalinan dan membutuhkan darah, maka sukarelawan donor darah sangat dibutuhkan melalui bank darah yang dikelola oleh PMI.

Saya bersyukur karena setiap ada kesempatan saya dapat menyempatkan diri untuk menyumbangkan darah ke PMI melalui Mobil Unit yang secara berkala datang kerumah ibadah setiap tiga bulan sekali. Kalau dihitung saya sudah menyumbangkan darah sebanyak 23X dan saya akan terus menjadi donor selama kesehatan saya memenuhi persyaratan sebagai pendonor.

Setetes darah anda menyelamatkan orang lain. Siapa menyusul dan berani menjadi pendonor !


Kamis, 20 November 2008

PAK POS

Dikota metropolitan seperti Jakarta sudah tidak kita jumpai lagi Pak Pos mengendarai sepeda ontel mengantar surat dari rumah kerumah, kendaraan dinas Pak Pos kini sudah beralih dari sepeda ontel ke sepeda motor, hal ini dimaksudkan agar pelayanan kepada masyarakat dapat lebih cepat.

Sementara saat ini sedang digalakkan program langit biru dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh polusi asap kendaraan bermotor, sehingga hal ini menjadi sangat kontras dan tidak mendukung kepada program langit biru yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Kembali kepada jasa pelayanan Pak Pos, kalau kita amati jasa pelayanan Pos sekarang menurun akibat persaingan ketat dengan jasa kurir swasta maupun perkembangan tehnologi informasi yang begitu canggih. Melalui tehnologi informasi yang canggih seperti HP, computer dan multi media lainnya, informasi dapat dikirim dan diterima dengan sangat cepat, sehingga jasa pelayanan pos mulai ditinggalkan pelanggan.

Beda sekali diera tahun 60 sampai dengan tahun 70an, jasa Pak Pos sangat berarti dan dinanti-nantikan khususnya bagi remaja yang sedang “yang-yangan” karena ungkapan cinta kasih selalu dilayangkan melalui surat cinta, sehingga kehadiran Pak Pos sangat ditungu-tunggu.

Bagi anda yang pernah “yang-yangan” (pacaran) melalui surat, kehadiran surat balasan dari sang kekasih selalu dinanti. Apakah anda punya kenangan dengan Pak Pos?


Minggu, 16 November 2008

WIJAYA KUSUMA

Wijaya Kusuma yang saya tanam didepan rumah sudah setahun lebih tidak kunjung berbunga, alhamdulilah hari sabtu tanggal 15 Nopember 2008 kuncup bunga muncul, saya pantau terus sambil lèk-lèkan malam mingguan, akhirnya pada jam 00.00 bunga wijaya kusuma mekar sempurna dengan aroma wangi yang semerbak. Sayang sekali bunga Wijaya Kusuma hanya mekar sekejap kemudian menjadi layu dan loyo. (seperti terlihat pada foto disebelah)

Menurut Ensiklopedi Bebas Wikipedia, kembang Wijaya Kusuma ada 2 macam yaitu jenis “keramat” dan jenis “hias” Wijaya Kusuma “keramat” tumbuh di pulau Karang Bandung (Nusa Kambangan) dengan bahasa latin Pisonia Grandis var Silvestris , sedangkan yang jenis hias dikenal sebagai Queen of Night ada juga yang menyebut midnight flower atau dalam bahasa China disebut Keng Hwah. Jenis ini banyak ditanam dipekarangan rumah sebagai tanaman hias.

Didalam ceritera wayang kembang Wijaya Kusuma merupakan pusaka paling ampuh yang dimiliki Prabu Kresna disamping senjata Cakra, bagi prajurit yang gugur dalam medan perang dapat dihidupkan kembali dengan kembang Wijaya Kusuma. Sedangkan mitos yang banyak dipercayai orang, barang siapa bisa melihat mekarnya bunga Wijaya Kusuma merupakan tanda rejekinya lancar dan terkabulnya sebuah cita-cita.

Boleh percaya boleh tidak, monggo…….


Selasa, 21 Oktober 2008

NOMOR PILIHAN

Pada hari Jum’at tanggal 17 Oktober 2008 saya melintas di Jl. Waru Rawamangun, Jakarta Timur, mata saya tergoda untuk melirik sebuah mobil besar, dengan desain militer berwarna hitam mengkilap yang sedang parkir dipinggir jalan. Karena saya tidak sempat membidik, saya kembali memutar arah dengan kamera siap ditangan untuk membidik, sambil stir mobil pelan-pelan, saya mencuri gambarnya tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Mobil jenis ini sangat langka di Jakarta, boleh dibilang hanya beberapa orang yang mampu memiliki karena harganya konon katanya lebih dari 1M, nomor polisinya antik B 70 HAN kalau dibaca dengan pelan-pelan terbaca B JOHAN sudah dipastikan nomor tersebut nomor pesanan dan pilihan yang menandakan mobil tersebut milik JOHAN.

Sudah bukan menjadi rahasia nomor cantik dan pilihan untuk plat nomor Jakarta dapat dipesan dan dibeli asal mampu harganya, kabarnya untuk nomor pilihan dengan 3 digit harganya bisa sampai lima jutaan, kalo dua digit berapa ya? Apalagi dengan huruf seri yang sesuai dengan initial nama pemiliknya harganya pasti mahuaall.

Banyak nomor plat kendaraan yang dipesan dan direka-reka menjadi nama pemiliknya atau paling tidak punya arti khusus seperti : B 10 LA (biola) punya Idris Sardi, B 3 KO (eko) milik Eko Patrio, R 1 AN kepunyaan RIAN, ada lagi plat nomor Jambi BH 1 DA artinya mbuuh lah….. Saya lagi kepingin punya plat nomor dengan seri MS (Mbah Suro) Kesampaian nggak ya….

Mudah-mudahan komennya Eyang Bethoro tidak berbunyi : Ketheklek nang krikilan, wis tuwek ……..


Jumat, 17 Oktober 2008

KHOLIK

Anak nya berkacamata tebal, usianya lebih kurang 12 tahun dan masih duduk dikelas V SD namanya Kholik. Dia memang rajin datang ke warnet saya untuk cari bahan pelajaran khususnya bidang studi biologi. Dengan alasan mencari bahan pelajaran itulah, dia diberi uang dan diijinkan oleh orang tuanya pergi ke warnet yang saya kelola.

Hampir setiap hari dia ke warnet, bahkan bisa dua kali sehari, pada awalnya operator warnet percaya saja kalau dia rajin cari bahan studi biologi, karena seringnya dia datang operator menjadi curiga, setelah dilirik dilayar monitornya kecurigaan terbukti dia bukan saja cari bahan studi, tetapi buka situs orang dewasa alias situs porno.

Hari-hari berikutnya terjadi begitu lagi, awalnya sih iya cari bahan studi, begitu operator lengah dia kembali buka situs porno. Saya sendiri ikut kesal setelah dilapori oleh operator, pernah anak itu saya tegur dan saya marahi, tetap saja dia buka lagi situs haram. Akhirnya saya memahami bahwa anak ini memang punya kelainan, saya pikir perlu pendekatan dan bimbingan agar anak ini bisa kembali normal seperti anak seusianya.

Saya selalu mencoba mendampingi dengan kasih sayang setiap dia datang, saya arahkan, kalau sudah bosan cari bahan pelajaran sekolah, perhatiannya saya alihkan kepermainan/ games. Nggak tau kenapa anak ini sudah dua minggu lebih nggak muncul? Mungkin pindah kewarnet lain atau mungkin dia sudah menyadari yang dilihat selama ini adalah gambar haram yang belum saatnya untuk dilihat.

Mudah-mudahan begitu….. kasihan dia…….

Selasa, 07 Oktober 2008

PASCA LEBARAN

Libur bersama dalam rangka perayaan Idul Fitri tahun ini cukup panjang, resminya bagi PNS dimulai dari hari Senin tanggal 29 September s/d Jum’at 3 Oktober 2008 ditambah hari libur sabtu minggu sebelum dan sesudah Idul Fitri, kalau ditotal libur lebaran tahun ini selama 9 hari. Sungguh liburan panjang yang membuat minat dan semangat sebagian orang perantau untuk merayakan Idul Fitri dengan pulang mudik bersama keluarga.

Uang tabungan, tunjangan hari raya, bahkan uang gaji bulan berikut yang dimajukan pembayarannya habis untuk biaya perayaan dan pulang mudik, ditambah lagi mahalnya biaya transportasi dan tidak terkendalinya pengeluaran uang selama lebaran menjadi sebuah pemborosan. Uang yang tersisa biasanya hanya cukup untuk biaya pulang kembali kekota asal, sehingga pasca lebaran sebagian orang merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup termasuk beban pembayaran rekening listrik, air minum, telepon, angsuran kredit dll.

Pasca Lebaran hampir diseluruh Kantor Pegadaian laris manis dipenuhi antrian nasabah, bagi mereka yang membutuhkan uang dengan cepat, pegadaian adalah tempatnya, dari barang perhiasan emas, elektronik sampai kendaraan bermotor bisa dijaminkan untuk mendapat uang dengan bunga paling tinggi 1,3% besarnya pinjaman dari Rp. 20 ribu sampai dengan Rp. 200 Jt (Pos Kota tgl 7 Oktb ’08)

Pengalaman dan pelajaran berharga bagi kita semua agar perayaan lebaran berikutnya dapat lebih berhati-hati dalam hal pengeluaran uang, sehingga pepatah “Besar pasak dari pada tiang” tidak terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga...............

Minggu, 28 September 2008

UANG

Uang adalah alat pembayaran yang sah dari suatu negara, uang di Republik tercinta ini kita kenal adalah uang rupiah, bagi sebagian orang uang menjadi segalanya untuk sarana mencapai maksud dan tujuan, sebaliknya bagi mereka yang tidak punya uang, alangkah sulitnya mengarungi kehidupan ini tanpa uang. Perampasan, perampokan, korupsi dan macam-macam kejahatan terjadi dimana-mana karena ingin medapatkan uang.

Dibalik semua itu sering kita melihat nasib lembaran uang rupiah yang disia-siakan, lihat saja pada gambar disamping ini, uang sebagai alat pembayaran yang sah “dikuwel-kuwel” (dilipat tak beraturan) begitu saja sehingga terlihat kumel, dekil dan tampak tidak berharga. Uang lembaran seribuan dan lima ribuan menjadi uang yang paling menderita, karena uang lembaran ini kebanyakan dimiliki oleh golongan paling bawah dan anak-anak.

Padahal kalau kita lihat mata uang asing yang namanya dolar, orang menyimpan dengan begitu rapi, bahkan mereka tidak berani melipat apalagi sampai “dikuwel-kuwel”, karena dolar yang terlipat dan kumel nilai tukar rupiahnya menjadi turun.

Mari kita belajar dari hal yang paling kecil untuk mencintai dan menghargai uang rupiah, seperti kita menghargai dolar, dinar dan uang asing lainnya. Semoga……


Kamis, 18 September 2008

NGANTRI

NGANTRI = berbaris secara teratur untuk mendapatkan giliran memperoleh sesuatu, itulah kira-kira difinisi yang saya otak-atik untuk menjelaskan arti NGANTRI. Maksudnya supaya tertib, aman dan semua dapat bagian pada gilirannya, tetapi nyatanya yang terjadi banyak yang sebaliknya, saling dorong, saling berebut duluan, sama sekali tidak tertib sehingga kadang menimbulkan korban luka-luka bahkan nyawa melayang (seperti kasus pembagian zakat di Pasuruan)

Itulah gambaran yang kita lihat dewasa ini, karena ketidak disiplinan masyarakat, budaya ngantri cuma sebatas slogan. Fenomena apa gerangan yang membuat masyarakat kita menjadi bringas, tidak tertib, mudah emosi, tega berbuat anarkhis dan rasa perikemanusiaannya menipis. Konon katanya sebagai 'orang timur' punya adat istiadat, ramah, santun dan lembah manah. Nyatanya?

Mungkinkah ini sebagai dampak dihapuskannya bidang studi : Civic/ kewarganegaraan, budi pekerti dan etika dari curiculum sekolah?

Kumpulan foto disebelah ini (klik saja) saya ambil dari beberapa blogg anda, ngantri minyak/ BBM, ngantri BLT, ngantri kemacetan lalu-lintas, ngantri tiket mau pulang mudik dsb.
Bagaimana perasaan anda melihat kumpulan foto "ngantri" disebelah ini? Ngenes?

Minggu, 14 September 2008

OJEG

Jenis angkutan ini muncul sekitar tahun 60an dilingkungan pelabuhan Tanjung Priok, dengan sepeda ontel mereka mengantar penumpang masuk atau keluar pelabuhan, dengan ongkos yang relatif murah karena tidak memerlukan BBM dan pelumas, cukup dengan sarapan pagi seadanya di Warteg (Warung Tegal) yang terkenal murah meriah. Seiring perkembangan jaman ojeg sepeda ontel tergusur oleh ojeg sepeda motor, penumpang lebih memilih menggunakan ojeg sepeda motor karena waktu tempuh lebih cepat, kecuali bagi mereka yang mau bernostalgia, ojeg sepeda ontel masih bisa ditemui disekitar pelabuhan Tanjung Priok.

Lain lagi dengan pemandangan pada foto yang saya tayangkan diposting ini, seorang kakek yang sudah sepuh, usianya antara 70-80 tahun masih bergelut dengan perahu dayung untuk mengais rejeki dengan “ojeg perahu dayung” nya di pelabuhan Sunda Kelapa. Setiap hari dia melayani jasa angkutan perahu, untuk menyeberangkan penumpang didermaga pelabuhan dengan ongkos yang sangat murah. Cukup dengan uang sebesar Rp. 2.000,- per orang untuk sekali menyeberang dari pinggir dermaga keseberang berikutnya.

Lelaki sepuh ini tidak neko-neko dan tidak muluk-muluk harapannya, dengan usianya yang sudah lanjut dia selalu bersyukur atas rejeki yang ia terima. Dia tidak terpengaruh dan tidak ikut-ikutan perpolitik, tidak berdemo bahkan tidak pernah memasalahkan siapa presiden dan mentrinya, yang penting dapurnya setiap hari bisa ngebul anak, cucu dan istrinya bisa makan kenyang, sederhana sekali ya.

Siapa berani hidup sederhana seperti kakek “ojeg perahu dayung” ?


Rabu, 03 September 2008

MOBIL ANTIK

Seneng aja kalo lihat barang antik, apalagi mobil antik seperti gambar tersebut diatas, gambar ini saya ambil pada hari Jum’at 29 Agustus 2008 dilapangan parkir Kantor Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, siapa pemiliknya saya belum tau, informasi yang saya dapat mobil antik ini milik seorang pengusaha perfilman yang sedang menjajaki untuk membuat film layar lebar dengan judul “SI JAGO MERAH”

Kesengsem dan tertarik dengan mobil antik saya minta ijin untuk mengambil gambarnya, eh… saya malah ditawari untuk berpose dengan mobil antik tersebut, dengan senang hati saya mèjèng disamping mobil, seolah-olah saya pemiliknya (nyombong dikit)

Mungkin saja mobil ini lebih tua dari usia anda.
Coba tebak! mobil antik merk apa dan buatan tahun berapa? Plat nomor kendaraan AB dari daerah mana ya?


Jumat, 29 Agustus 2008

PUTU

Tanpa terasa kini aku sudah menjadi seorang kakèk, cucu pertamaku seorang perempuan yang kini berusia 15 bulan, anaknya hitam manis tapi cantik, sedang lucu-lucunya dan ngangeni. Nama panggilannya Abel, nama lengkapnya panjang banget sampe susah diapalin, mudah-mudahan nggak keberatan jeneng. Ucapan kata-katanya baru sepotong-sepotong, tetapi sudah bisa panggil ayah, embah dan mamah. Sering niru apa saja yang dilihat, lihat orang dandan ikutan pakai bedak, pakai alat-alat make up layaknya anak gadis, asal dengar musik pantatnya goyang-goyang, wah pokoké lucu banget.

Eyang putrinya selalu kangen, kalo sudah tiga hari nggak ketemu pasti diparani kerumahnya, sambil berangkat kerjapun kadang mampir ketempat cucunya untuk melepas rasa kangen, lain lagi eyang kakung, kalo sudah lama nggak ketemu kadang sampai gregeten, penginya ngesun yang lama, diuleng-uleng sampai-sampai cucu girap-girap ketakutan.

Alangkah bahagianya menjadi seorang kakek, kasih sayangnya kepada sang cucu melebihi segalanya, cucu memang ngangeni, apalagi kalau sudah bisa diajak guyon, nglalèkakè sakkabèhané………

Hallo kawan yang sudah mulai sepuh, kapan menyusul punya cucu……. ???
Eyang bethoro kepingin tuh…..

Rabu, 27 Agustus 2008

NGLANGI

Sewaktu aku masih remaja kebiasaan adus kali menjadi kesukaanku, apalagi kalo udara lagi panas sebentar-sebentar maunya nyebur kekali, bersama teman-teman adus kali bisa dijalani sampai berjam-jam, mata sampai memerah, telapak tangan keriput karena kedinginan, digigit lintahpun kadang tak terasa. Kalo kedua tanda ini belum hilang biasanya belum berani pulang kerumah, karena bakal ketahuan dan disenèni sama simbok dan bapak.

Keinginan untuk mengulang kembali saat-saat seperti itu tidaklah mudah, apalagi ditempat tinggalku sekarang ndak ada lagi kali yang jernih, hampir seluruh kali di Jakarta airnya buthek dipenuhi lumpur dan sampah, karena warga masyarakat ibukota tidak disiplin dan tidak ada kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, kali masih dianggap sebagai tempat buang sampah gratis. Oalaah mbah…..

Suatu ketika pas ada kesempatan liburan akhir pekan, kami bersama seluruh keluarga dan keponakan memanfaatkan sedikit waktu luang untuk plesiran, kebetulan ditempat kami menginap ada kolam renang. Sungguh saat yang tidak diduga sebelumnya, karena bisa bernostalgia “adus kali walau hanya dikolam renang yang tidak luas, kami bisa melepas penat dengan adus bareng, nglangi, nyilem sambil guyon. Suasana yang langka ini sempat diabadikan anak saya seperti terlihat pada gambar. Uhuayy senengnya….

Ada yang nggak bisa nglangi? Kaciaan deh yang nggak bisa ……
Sebentar lagi bakalan ada banjir bandang dimana-mana lho…..

*) nglangi = renang, disenèni = dimarahi,


Senin, 25 Agustus 2008

IBUKOTA LEBIH KEJAM DARI IBU TIRI

Sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia, untuk mendapatkan makan setiap hari saja demikian sulitnya, apalagi untuk memiliki papan yang layak sebagai tempat tinggal. Seperti yang terlihat pada sebuah foto diatas adalah seorang tuna wisma tertidur dengan lelapnya disebuah gubuk, foto tersebut diambil dikawasan Monumen Nasional (Monas) pada tanggal 25 Agustus 2008 jam 14.30. Padahal kawasan ini sangat dekat dengan Istana Presiden, Istana Wapres, persisnya didepan Balai Kota dimana Gubernur DKI Jakarta berkantor.

Kehidupan diibukota memang kejam, sampai-sampai ada yang menggambarkan ibukota lebih kejam dari ibu tiri”. Jakarta memang menjadi tumpuan dan harapan hidup bagi para pendatang baru, bagi mereka yang tidak memiliki ketrampilan sebaiknya tidak usah berandai-andai dan mengadu nasib ke ibukota. Contoh nyata tersebut menjadi gambaran kejamnya diibukota.

Kapan negara ini bisa adil, makmur, aman dan sejahtera?


Kamis, 21 Agustus 2008

BEREBUT JUDUL

Saya punya kenangan manis bersama besan yang sudah sama-sama sepuh dan pangsiunan, besan saya yang pangsiunan marinir orangnya gaul, keren dan enerjik, usianya enam tahun lebih tua dari saya, kumis dan rambutnya sudah memutih dan sengaja tidak mau disemir, tetangga sekitarnya menyebut Pak Uban alias KPU (Kepala Penuh Uban). Dia punya hobby bersepeda sehat, kadang bersama clubnya bersepeda dari Bekasi sampai ke Purwakarta (bukan Purwokerto) hebaat ya....

Foto kenangan diatas diambil pada tanggal 19 Agustus 2008 pada saat acara refresing keluarga menginap di salah satu bungalow dikawasan Puncak, Bogor. Saya bingung mau ngasih judul fotonya, awalnya saya mau kasih judul "Bersama Besan" tetapi besan saya menyarankan kasih judul "Penunggu Pohon" saja, saya meng iyakan dan memaklumi karena besan sedikit punya kemampuan supranatural.

Saat itu udara pagi masih terasa dingin sekali untuk ukuran orang Jakarta, kami berdua baru saja jalan-jalan berolah raga disekitar bungalow, sambil istirahat menikmati kopi panas yang disiapkan oleh istri saya (bukan kopi pahit layaknya kopi mbah dukun ya..) anak saya sengaja menjepret momen ini untuk kenang-kenangan.

Judul apa yang pas untuk foto tersebut : Mbah Dukun, Penunggu Pohon, Bersama Besan, Kakek Gaul atau Pak Uban? Trim Komentarnya.........

Sabtu, 16 Agustus 2008

WARNET "MS"


Pada saat saya memasuki MPP (Masa Persiapan Pensiun) yang juga sering diplesetkan sebagai kepanjangan dari Mati Pelan Pelan, saya harus mempersiapkan diri agar tidak mengalami kevacuman dan kejenuhan dalam menikmati sisa umur ini.

Saya nekad mencoba membuka usaha warnet dengan nama “Warnet MS”, dengan modal yang pas pasan, saya metutup sebagian garasi untuk ruang usaha, secara kebetulan lokasi rumah dan warnet saya dekat dengan komplek sekolahan SD, SMP dan SMA. Sehingga usaha ini menjadi berkat bagi saya dan keluarga.

Puji syukur dengan usaha ini saya dapat menikmati masa pensiun saya dengan suasana rilek dan santai, Dengan “ngeblog” saya dipertemukan dengan sahabat lama maupun sahabat baru walau hanya dalam dunia maya. Terima kasih kepada “kontjo kenthel” yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, kontjo kenthel inilah yang telah memberi motivasi dan semangat hidup melalui posting komentar mereka.

Ayo kawan! Coba tebak "MS" kepanjangan apa?


Rabu, 13 Agustus 2008

AMBULANCE ANEH

Setahun yang lalu kawan saya meninggal dunia karena serangan jantung, padahal jauh sebelum beliau wafat dokter sudah menyarankan agar berhenti merokok dan tidak minum kopi, tetapi beliau nekad tenan, pantangan tadi tetap dilanggar karena kedua-duanya adalah hoby berat beliau. Saya hanya bisa mendoakan agar almarhum diampuni dosa dan kesalahannya dan semoga diterima disisi Nya.

Almarhum dimakamkan ditanah kelahirannya di Pulau Samosir yang ditengah Danau Toba, kendaraan untuk membawa jenazah dari rumah duka ke Bandara Suta (Sukarno Hatta) adalah mobil Ambulan Mitsubishi L300 Diesel milik Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, waktu itu karena motor ampere tidak mau ngisi dan accunya soak untuk menghidupkan mobil ambulan terpaksa harus didorong, praktis lampu rotary dan sirine dalam perjalanan tidak dapat dibunyikan dan dinyalakan.

Setelah sampai dibandara sekitar jam 02.30 dinihari, mobil ambulan diparkir di lapangan parkir sambil menunggu keberangkatan pesawat, karena rasa kantuk yang berat keluarga dan crew ambulan mencari bufe untuk minum kopi yang jaraknya tidak begitu jauh dari mobil ambulan.

Mobil ambulan yang berisi peti jenazah ditinggal tanpa ada seorangpun yang menunggu, secara tiba-tiba lampu rotary menyala berkedip-kedip dan sirine berbunyi meraung-raung, padahal mau berangkat dari rumah duka mobil didorong karena accunya soak tanpa ada strom. Akhirnya keluarga dan crew ambulan berlari-lari menghampiri mobil ambulan untuk melihat apa yang terjadi, semua terheran-heran atas kejadian tersebut.

Rupanya almarhum tidak mau ditinggal sendirian di mobil ambulan, apalagi ditinggal ngopi karena ngopi adalah kegemaran almarhum. Dengan pengalaman seperti itu, sewaktu saya dan keluarga membawa jenazah almarhumah ibu saya dari Jakarta ke Purworejo pada tanggal 23 Desember yang lalu, saya dan keluarga tidak berani meninggalkan jenazah almarhumah sendirian didalam mobil ambulan, utamanya pada saat istirahat makan dan ngopi.

Selamat jalan ibu dan selamat jalan kawan…… doaku selalu......

Jumat, 08 Agustus 2008

DELMAN

Dengan kemajuan tehnologi khususnya disektor otomotif, kendaraan tradisional ini makin tersingkir, bahkan dikhawatirkan punah. Di Jakarta khususnya dikawasan Taman Monumen Nasional sebelum Walikota Jakarta Pusat dijabat oleh Ibu Silviana Murni delman masih diperbolehkan untuk beroperasi. Dengan kebijakan Walikota baru kendaraan ini dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan kota metropolitan, sehingga delman tidak boleh lagi beroperasi dikawasan tersebut .

Begitu juga didaerah dan pedesaan delman sudah mulai digeser oleh Delman Nippon yang tidak perlu menyiapkan rumput. Saya masih teringat saat ujian SR (Sekolah Rakyat) tahun 1963, kebetulan tempat ujian jaraknya cukup jauh dan sudah menjadi tradisi jaman itu setiap ujian SR murid-murid berangkat secara rombongan dengan naik delman, sungguh perjalanan yang mengasyikan dan sulit dilupakan, apalagi kalau kebetulan delmannya bagus dan kudanya bisa berlari kencang dan gagah. Woouw…..

Delman merupakan alat transportasi rakyat yang serbaguna, bisa untuk belanja kepasar , kondangan, rekreasi ke pantai pada hari Raya Idul Fitri, bahkan untuk ngiring manten ke KUA ditingkat kecamatan.

Sampai kapan delman bisa bertahan? Apakah cucu-cucu kita nanti masih bisa melihat delman?


Selasa, 29 Juli 2008

JALAN PINTAS

Jalan pintas adalah salah satu cara seseorang dalam mengambil keputusan tanpa memperhitungkan resiko apa yang akan terjadi. Jatuh bangun kehidupan seorang anak manusia dalam mengarungi romantika hidup ini menjadi contoh dalam pengambilan sebuah keputusan.

Alkisah seorang anak manusia yang sudah sukses mencapai puncak karier dalam sebuah jabatan yang cukup bergengsi didesanya, pada suatu saat ia harus kembali kepada keadaan sebelumnya setelah gagal mengikuti pilkades pada periode berikutnya.

“Sedia payung sebelum hujan” adalah pepatah yang masih relevan dalam kehidupan manusia, setiap manusia akan menyiapkan segala sesuatu untuk berjaga-jaga agar kelak dikemudian hari ada suatu sandaran hidup apabila saatnya sudah tiba. Sebagai contoh saya sendiri, sebelum tiba saatnya memasuki masa pangsiun saya membuka usaha kecil-kecilan untuk mencari tambahan penghasilan, jangan sampai setelah pangsiun nanti vacum, sehingga waktu demi waktu hanya diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat dan sifatnya rutinitas.

Kembali kepada kisah seorang anak manusia yang mengambil jalan pintas, karena tidak mempersiapkan diri untuk menjalani sisa kehidupannya, ia mengambil jalan pintas. Jaman masih ada “togel” dengan segala cara ia lakoni untuk mencari nomor jitu, namanya juga permainan akhirnya entèk alas entèk omah artinya habis-habisan.

Dalam situasi yang sangat sulit, ia ditawari oleh seseorang untuk piara tuyul, tanpa pikir panjang dan tanpa musyawarah dengan keluarga di iyakan, tepatnya dipesisir selatan ada seorang paranormal yang menyandang tuna netra, bisa memberi tuyul yang konon ceritanya bisa mencari uang untuk sang majikan. Setelah ditunjukkan beberapa jenis tuyul secara kasat mata, ia memilih yang kuat, rosa dan pinter cari duit, tingginya sekitar 60 cm, berbadan tegap, kulit hitam lebam, matanya merah pakaian yang dikenakan cuma kancut. Makanan yang harus disiapkan cukup hati ayam dan iwak lendi/ lele sekali dalam satu hari dan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon majikan.

Setelah ada kesepakatan dengan paranormal, maukah tuyul tersebut dipiara olehnya? Dalam dialog antara tuyul dan calon majikan ternyata ada satu hal yang mengganjal, tuyul bilang “ibu ora gemati” artinya karena calon majikan tadi belum ada kesepakatan dengan keluarga khususnya istri, tuyul keberatan untuk dipiara oleh calon majikan.

Akhirnya calon majikan sadar, semua jalan yang sudah ditempuh adalah keliru, dengan bekal ketrampilan sebagai tukang kayu dan tukang batu ia menekuni profesinya, alhasil sekarang sang majikan dapat menjalani kehidupannya dengan sukacita dan damai. Alhamdulillah………


Kamis, 24 Juli 2008

ADUS KALI

Mandi adalah kegiatan rutine bagi kehidupan manusia untuk membersihkan badan agar menjadi bersih dan sehat, dalam satu hari lazimnya dilakukan dua kali mandi pada pagi hari dan sore hari. Tidak ada ketentuan baku jam berapa seseorang melakukan kegiatan ini dan sangatlah relative.

Ketika saya usia sekolah dasar saya punya pengalaman mandi yang sampai saat ini tidak dapat saya lupakan, mandi yang satu ini adalah mandi disungai yang sangat populer pada waktu itu dengan istilah “Adus Kali” Kebiasaan adus kali ini bukan sekedar adus biasa, tetapi kegiatan bermain, renang, menyelam dan permainan lainnya yang sangat disenangi anak-anak.

Adalah Pak Tusino seorang Carik (sekretaris desa) yang terkenal sangat galak, setiap melihat segerombolan anak-anak adus kali langsung saja dia ambil ranting pohon untuk “menghajar” anak-anak yang sedang adus kali. Ucapan pak carik yang terngiang ditelinga saya adalah : “Mben ndino dusdusan kali, kupingé budeg, engko ra payu dadi tentara”

Saya menyadari setelah dewasa bahwa maksud pak carik benar dan baik, agar anak-anak terjaga kesehatannya, karena air kali yang kotor bisa saja mengakibatkan berbagai jenis penyakit termasuk diantaranya penyakit kulit dan budeg.

Beruntung saya bisa diterima menjadi anggota pemadam karena tidak budeg, kosok baliné setelah menjadi anggota pemadam malah rodo budeg, akibat seringnya mendengar bunyi sirine mobil pemadam kebakaran yang memekakkan telinga. Kalau nelpon saya nggak nyambung karena rodo budeg.......


- Budeg = Tuli, Tuli bhs Kebumen berarti selanjutnya.

Jumat, 18 Juli 2008

IWAK

Binatang apakah iwak itu? Jawabnya beragam, ada yang berkata iwak adalah ikan air tawar sebut saja: iwak kutuk, iwak grameh, iwak kathing dsb. Bagi masyarakat Purworejo umumnya dan khususnya di Wingko orang menyebut daging dengan sebutan iwak, contohnya : iwak kebo, iwak sapi, iwak wedus, iwak pitik, enthok, bebek. manuk dll. Iwak segoro (ikan laut) disebut juga dengan : iwak cucut, iwak tongkol, iwak tenggiri dll.

Salah satu jenis ikan air tawar adalah iwak bethik, serupa dengan iwak mujahir yang terkenal banyak durinya, kalau masih kecil disebut bethik, agak besar sedikit orang menyebut menther dan kalau sudah sebesar telapak tangan balita orang menyebut bethok. Begitu juga untuk jenis ikan gabus, yang baru menetas disebut bayongan, agak besar sedikit namanya kocélan dan kalau sudah sebesar lengan orang dewasa orang menyebut kutuk.

Iwak kathing, bentuknya seperti iwak lélé, mempunyai tiga buah patil, satu diantaranya dibagian punggung. Jenis iwak ini tidak setiap saat dapat ditemukan, karena jenis iwak ini termasuk iwak musiman, sehingga kalau bukan musimnya sangat sulit ditemukan. Adalah ikan lempuk, bentuknya pipih menyerupai ikan arwana dan tidak bersisik, warnanya putih tidak mengkilap panjangnya bisa mencapai 30 cm, jenis ikan yang diperkirakan sudah punah.

Begitu juga yang namanya iwak badér, biasanya muncul pada saat hujan pertama, sawah yang tadinya kering, begitu datang air hujan muncullah iwak badér, tidak ada yang mengetahui dari mana iwak ini muncul. Iwak yang sepanjang tahun selalu ada adalah iwak sepat, iwak ini dapat hidup disembarang tempat dan iwak yang satu ini sulit dipancing dengan umpan apapun.

Penggunaan bahan pestisida sebagai pembasmi hama tanaman padi sangat mempengaruhi kehidupan berbagai jenis ikan dihabitatnya, termasuk yang dengan sengaja menangkap ikan dengan bahan racun seperti jenis potasium, hal ini sangat berbahaya bagi lingkungan hidup, sehingga mengakibatkan punahnya berbagai jenis ikan.

Iwak semakin sulit ditemukan, dikhawatirkan buyut dan canggah kelak hanya dapat mendengar ceriteranya saja. Kaciiaan deh ……

Rabu, 16 Juli 2008

“Cèpèt”

Percaya nggak percaya “Cèpèt” yang satu ini sudah dilupakan oleh banyak orang, padahal dahulu sewaktu saya masih kanak-kanak makluk ini sering muncul pada saat magrib dan menjelma sebagai seorang teman atau saudara yang biasanya mengajak bermain kesuatu tempat yang menyesatkan.

Sungguh terjadi ditahun enam puluhan, adik kelas saya yang berinisial PD pernah hilang semalaman disesatkan oleh “Cèpèt”, sampai-sampai orang sekampungku menyebut dia sebagai turahan cèpèt. Tepatnya didukuh Ngentak desa Wingkomulyo, PD menghilang pada saat magrib, sudah barang tentu orang tua dan keluarganya berusaha mencari dan menanyai teman-teman sebayanya. Setelah dicari wira wiri tidak diketemukan, kedua orang tuanya menjadi panik. PD bukanlah orang pertama yang pernah digondol Cèpèt, sehingga orang tua dan saudara-saudaranya berkeyakinan PD dibawa makluk halus bernama “Cèpèt” yang dikenal juga sebagai Wèwè.

Dengan lampu oncor dan berbekal tabuhan yang terdiri dari tampah dan botol, dibunyikan dengan irama ‘bleg bleg ting’ yang ditabuh berulang-ulang, mereka mencari PD sampai keseluruh penjuru kampung. Menjelang dini hari terdengarlah suara tangis PD diatas sebuah pohon bibis (semacam beringin) dipinggir sebuah sungai. Secara wajar tidak mungkin anak sebesar PD bisa memanjat pohon bibis sebesar dua rentangan tangan orang dewasa yang ada ditepi sungai, akhirnya dengan susah payah menggunakan sebuah tangga bambu panjang PD dapat diturunkan dari pohon bibis.

Sudah menjadi ceritera klasik setiap anak yang digondol Cèpèt ceritera awalnya diajak seorang teman kesuatu tempat yang nyaman, makan enak lauknya bakmi nyemek, pada kenyataanya yang ia makan bukan nasi dan bakmi, tetapi kotoran kerbau bercampur cacing.

PD yang sebelumnya dikenal sebagai anak yang periang, setelah menjadi turahan cèpèt. berubah menjadi anak yang sangat pendiam. PD saat ini dalam keadaan sehat wal afiat dan bertempat tinggal di Bekasi, Jawa Barat.

Yang menjadi pertanyaan mengapa setelah tahun delapan puluhan sampai sekarang sudah tidak pernah lagi terdengar yang namanya “Cèpèt” atau Wèwè termasuk Lelepah dsb. Malah yang sering kita dengar sekarang adalah kesurupan masal dilokasi pabrik dan sekolahan.

Mungkinkah karena ada pemburu hantu sehingga ganti lakon?

Senin, 14 Juli 2008

PASIEN SONTOLOYO

Terlalu sering kejadian, suami ber-slendro-pelog (bini dua) ketahuan saat berada di rumah sakit. Entah ketika sedang sakit, ataukah malah sudah dilurupi (diselimuti) kain hingga menutup wajahnya alias mati. Di tempat ini semua lalu menjadi jelas, siapakah sesungguhnya suami itu. Yang katanya alim, sayang keluarga, tapi ternyata bajingan tengik yang suka main selintutan soal wanita. Yang katanya bapak idaman keluarga, ternyata demennya daun muda!

Istri Daroji, Ny. Riyanti, memang belum sefatal itu. Artinya, ketika perselingkuhan itu terkuak, suami belum ngathang-athang mujur ngalor (baca: mati). Namun begitu, apa yang disaksikannya sungguh membuat hatinya terluka. Betapa tidak? di saat dia masuk ruang perawatan, ternyata di dalam suaminya tengah dibezuk wanita cantik. Tangan Daroji menggenggam erat jari jemari si wanita berkulit putih bersih itu. Lalu katanya: “Kalaupun aku mati, aku ingin mati di pangkuanmu, Kah….!” Dan dada Riyanti pun mengkap-mengkap ketika dari pipi perempuan yang dipanggil “kah” itu, mengalir air bening.

Ketika itu Daroji memang tengah dirawat RS Gondokesuman, Yogyakarta. Bukan karena demam berdarah atau cikunguya, tapi tabrakan kendaraan. Kepalanya sampai pisah dengan kakinya, jari-jemari kaki dan tangannya masing-masing tinggal empat. Kepala Daroji diperban, tidurnya pun tak lagi pakai bantal, gegar otak rupanya dia. Napasnya pun sudah tinggal satu-satu aku sayang ibu. Woo, ngeri sekali pokoknya. Untung saja Daroji langsung dapat pertolongan cepat. Kalau tidak, niscaya Pemilu 2009 tak lagi ikut nyoblos dia.

Antara dua jam setelah kecelakaan, istri yang diberi tahu polisi segera datang ke rumahsakit dengan segala perlengkapan logistik. Tapi begitu Riyanti masuk, yaitu tadi; menyaksikan pemandangan yang bikin sepet mata (tak enak dilihat). Masak istri bukan, famili juga tidak, kok dibuat target “ingin mati di pangkuannya” segala. Karena itulah, saking emosinya Riyanti, dia pun langsung mengumpat: “Sontoloyo! Tergeletak di rumahsakit kok sempat-sempatnya selingkuh segala….!” Kata Riyanti meluncur begitu saja. Tapi sebetulnya dia menyesal, kenapa mengucapkan kata “sontoloyo” yang sudah “dipatentkan” Kepala BIN Syamsir Siregar.

Horotoyoh! Daroji dan perempuan yang disebut “kah” tadi jadi belingsatan. Sementara si perempuan minggir ke pojok zal, Daroji malah bangkit dari ranjang perawatan. Sepertinya dia punya ajian Pancasona saja, begitu terkena seprei ranjang langsung sembuh. Buktinya, dengan kekuatan penuh dia menghampiri istri dan kemudian, plak plak plak, tinjunya melayang beberapa kali. Botol kosong pun dilemparkan ke mulut Riyanti hingga sebuah giginya rontok karenanya.

Emosi Daroji memang tak terkendali. Kenapa begitu? Dia sangat marah karena istrinya datang tanpa memberi tahu. Dan karena sikap slonong girl-nya tersebut, ulah dia saat “bermesraan” dengan wanita PIL-nya jadi kepergok. Dan itulah Daroji, sikap sok kuasanya kemudian ditunjukkan. Tak peduli sedang menjalani rawat inap, Riyanti istrinya yang dianggap menganggu kesenangannya tersebut langsung dihajar, bletak bletak bletak!

Untung saja pasien sebelahnya segera memencet bel, jururawat dan satpam RS datang menolong. Riyanti istri yang malang itu berhasil diselamatkan dari KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) lebih lanjut. Sementara dia juga dapat perawatan, Riyanti masih bisa melapor ke Polsek Gondokesuman. Karenanya, begitu selesai perawatan RS Rabu (2/7), Daroji bukannya disambut keluarga, tapi sejumlah polisi. Dengan mobil bak terbuka lelaki sontoloyo ini digelandang ke kantor polisi.

Istri dirawat, Daroji ditahan. Lha perempuan yang disebut “kah” itu ke mana? (KR/Gunarso TS)

(Cerita ini diambil dari Harian Pos Kota tanggal 3 Juli 2008 dalam rubrik "Nah Ini Dia" )

Selasa, 08 Juli 2008

PANTAI JATIMALANG

Tanggal 3 sampai dengan 7 Juli 2008 saya pulang kekampung halaman dalam rangka “nyekar” kemakam orang tua dan para leluhur saya di Kebumen dan Purworejo, karena masih ada sisa waktu saya sengaja “njajah deso milang kori” bersama mantan pacar, banyak kampung yang sudah lebih dari 40 tahun tidak pernah saya kunjungi sehingga ada keinginan kuat untuk melihatnya. Diawali dari desa saya Wingkomulyo kearah Wingkoharjo - Singkil kulon – Singkil wetan – Wonoboyo – Sruwoh – Ngombol langsung kearah selatan sampai ke Joso dan Laban, jalannya cukup lumayan bagus dan sebagian besar sudah diaspal.

Setiap sawah yang saya lewati terlihat padi mulai menguning sebagai tanda sebentar lagi akan panen raya pada musim kemarau. Beberapa desa sudah mulai panen padi dan seperti biasanya penjual “dawet” menjajakan dagangannya dengan cara “ngurup” yaitu barter dengan padi.

Sampai tahun tujuh puluhan panen padi masih menggunakan ani-ani, sekarang ani-ani sudah ditinggalkan petani, mereka memanen padi dengan cara memotong batang padi sampai pangkalnya dan bulir padi langsung dirontokkan dengan alat “serit” yaitu alat dengan bentuk silinder yang ditancapi paku dan diputar dengan rantai dan gir sepeda, alat yang sangat sederhana tetapi cukup membantu para petani untuk memanen padi.

Sebetulnya saya tidak ada rencana untuk pergi kepantai, tiba-tiba saya teringat pantai Jatimalang yang pernah saya lihat di Blog Forum Purworejo, saya penasaran seperti apa pantai Jatimalang, tanpa ada papan petunjuk arah yang jelas akhirnya saya sampai juga setelah beberapa kali bertanya. Dengan tiket masuk yang sangat terjangkau sebesar Rp. 1.000,- per orang dan tiket pakir kendaraan roda empat sebesar Rp. 3.000,-

Hari itu hari minggu dan ternyata lumayan banyak orang datang kesana untuk rekreasi yang kebetulan merupakan hari libur panjang bagi anak sekolah. Siang itu banyak perahu nelayan “mendarat” tetapi tidak tampak ada ikan dijual disana. Panasnya hamparan pasir laut terasa sekali. Tidak usah khawatir haus dan lapar karena banyak penjual makanan dan minunam bahkan rumah makan yang menyediakan masakan ikan bakarpun ada.

Sangat disayangkan pantai yang indah ini tidak dikelola secara baik, kalau Pemda Purworejo mau mengelola dan promosi wisata pantai ini, saya yakin tempat ini menjadi tempat tujuan wisata pantai yang menarik dan dapat memberi PAD bagi Pemda Purworejo.


Akses jalan menuju pantai Jatimalang adalah jalan alternatif pantai selatan yang menghubungkan Yogya – Cilacap. Sekarang sudah mulai dibangun dengan empat lajur jalan aspal yang mulus, semoga ini merupakan langkah awal dalam rangka promosi pariwisata Purworejo. Semoga menjadi kenyataan …….

Sabtu, 28 Juni 2008

NEKAD

Pengalaman njajah deso milang kori”, artinya pengalaman bagi yang suka avonturir blusak blusuk kemana mana, kadang nekad menelusuri jalan yang belum pernah dilalui walau akhirnya harus nanya sana sini, keinginan untuk mengetahui jalan ini kalau kita ikuti sampai dimana ujungnya, menjadi keinginan kuat untuk menjelajahi.

Inilah ceriteranya, perjalanan pulang ke Jakarta setelah seminggu kangen-kangenan dengan sanak keluarga di Purworejo, saya sengaja mencoba menyusuri pesisir selatan dimulai dari pesisir Ketawang kearah barat lewat Ambal, Bercong lurus terus ke Puring (Gombong selatan). Melihat jalannya cukup mulus, menambah tekad untuk melanjutkan perjalanan dan tidak mengambil arah kanan masuk kekota Gombong.

Dengan jalan yang mulus ini saya bersepikulasi dan yakin tidak akan kesasar, memang benar tidak nyasar, tapi detak jantung bertambah, keringat dingin mulai mengalir, ternyata jalan mulus berujung dengan tanjakan, turunan dan tikungan tajam, penumpang disamping dan belakang kemudi diam tanpa ada suara, wajahnya terlihat pucat pasi, dibandingkan dengan tanjakan di Puncak Pass (Bogor-Cianjur) belum seberapa. Setelah meniti tikungan tajam naik dan turun alhamdulillah sampailah di Pantai Lohgending yang ternyata tempat rekreasi dipantai selatan, saya dan keluarga menyempatkan istirahat makan minum sambil menenangkan diri, tidak dapat dibayangkan andaikata Jeep Daihatsu Dieselku tak mampu nanjak atau remnya tak kuat saat menahan beban di turunan. Apa yang akan terjadi?

Perjalanan dilanjutkan, tanjakan demi tanjakan selamat dilalui, akhirnya sampailah di Adipala, Cilacap. Saat mengisi BBM sempat nanya arah Wangon-Bumiayu kemana mas? Terntaya kalau ke Wangon-Bumiayu arahnya melambung kekanan 30 Km lebih jauh, saya disarankan lewat Jeruk Legi, Sidareja dan kearah Tasikmalaya. Karena masih trauma dengan tanjakan, dengan setengah malu saya tanya : Ada tanjakan nggak? Operator SPBU jawab : Nggak ada pak, disambut tukang ojeg disebelah nyeletuk : di Sidareja kemarin banjir pak. Wah mau lewat mana saya ini, beruntung tukang ojek satu lagi bilang : barusan saya dari sana, sudah bisa dilewati katanya. Benar juga jalan yang ditunjukkan cukup bagus, hanya sedikit tanjakan dan tikungan, bekas banjir masih terlihat, akhirnya sampai juga ke Tasikmalaya, jalan berikutnya menuju Bandung ke Jakarta saya sudah paham betul, karena sering saya lalui.

Saya belum ada niat lagi mengulangi perjalanan “uji nyali” melalui pantai Lohgending-Gombong Selatan, karena masih trauma. Saya berpesan kepada para avonturir khususnya yang mau tau dan nekad "menjelajahi" pesisir selatan agar betul-betul menyiapkan kendaraan yang sehat, berhati-hatilah dan siapkan segala sesuatunya termasuk bahan bakar, karena dari Ketawang sampai Adipala belum terlihat adanya SPBU (Yang mau inves SPBU boleh tuh..)

Selamat mencoba “uji nyali”………

Kamis, 26 Juni 2008

KAMBUH




Kambuh yang satu ini sering terulang, karena tidak adanya kemampuan dan niat yang kuat dari dalam hati kita, untuk mengendalikan diri atau karena gengsi yang biasanya juga karena malu akibat ejekan dari seorang teman.

Yang saya maksud kambuh disini adalah mengulangi kebiasaan yang sungguh sulit diakhiri yaitu kebiasaan merokok. Saya punya ceritera kambuh setelah lebih dari empat tahun meninggalkan kebiasaan ini. Begini ceriteranya : Waktu itu terjadi kebakaran besar yang melalap sebuah gudang kayu di komplek Pelabuhan Sunda Kelapa, proses pemadaman membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan hampir 24 jam baru bisa dipadamkan.

Saya dengan menggunakan unit motor pompa portable bertugas untuk mencari sumber air yang kebetulan lokasi sumber air ada dipinggir laut. Karena jarak dari sumber air ke TKP cukup jauh, pemadaman dilakukan dengan sistim statis, artinya mobil pemadam kebakaran tidak perlu mondar mandir “ngangsu” ambil air untuk memadamkan kebakaran, dengan estafet dari sumber air langsung dipancarkan ke TKP untuk memadamkan kebakaran.

Jatah “Rumput” (sandi Pemadam Kebakaran DKI untuk makanan dan minuman) untuk anggota di sumber air terbatas, namun jatah rokok melimpah, entah dari mana mereka mendapatkan rokok. Inilah awal dari kambuh, mula-mula iseng cukup dengan mencium, selanjutnya mengecup beberapa kali dan rasa manis mulai menggoda, akhirnya benar-benar tergoda untuk mencoba, walau awalnya terasa agak pahit dan akhirnya saya kambuh merokok lagi karena tidak tahan uji sampai tahun 2004.

Alhamdulillah sejak saat itu saya sudah putus hubungan dengan rokok, bukan karena dilarang oleh dokter (ampun dr. Indro….) tetapi dengan niat bulat dan kesadaran serta perjuangan melawan nafsu akhirnya bisa…..

Senin, 23 Juni 2008

JAKARTA

Hari ini Minggu tanggal 22 Juni 2008 ibukota Jakarta tepat berulang tahun yang ke 481, sudah lebih empat abad usia kota Jakarta, seribu satu permasalahan dan persoalan mewarnai ibukota tercinta ini mulai dari kemacetan lalu lintas, kebanjiran, kebakaran, kekerasan dan maraknya aksi demo yang tiada henti.

Berbagai acara digelar untuk memeriahkan hari ulang tahun baik melalui pentas terbuka, juga Pekan Raya Jakarta yang dulu dikenal sebagai Jakarta Fair atau Pasar Gambir. Media elektronik juga menampilkan seni budaya Betawi yang boleh dikata hampir punah seperti : Lenong, musik Samprah, Tanjidor, Gambang Kromong dan kesenian lainnya. Begitu juga makanan khas tidak ketinggalan ; Kerak telor, Bir pletok dan ongol-ongol.

Kesenian dan makanan khas Betawi dalam keseharian hampir sulit ditemukan, karena apa? Penduduk asli Betawi yang tidak punya keahlian dan kemampuan untuk bertahan hidup diibukota biasanya pindah kedaerah pinggiran ibukota ke Bekasi, Bogor atau Tanggerang. Boleh dibilang mereka tergusur oleh perkembangan ibukota dengan kehidupan yang keras dan tidak bersahabat.

Jakarta memang menjadi tumpuan harapan bagi para pendatang yang mengadu nasib dalam mencari keberuntungan, para pendatang yang berhasil menoreh rejeki dan sukses hidup diibukota perlu perjuangan berat, bagi pendatang yang bermodal nekat tanpa bekal keahlian dan kemampuan akan sulit memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang pada akhirnya menjadi pengangguran dan beban Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.

Bagi pendatang yang sukses mereka tanpa menyadari membuat iming-iming bagi calon pendatang baru untuk berbondong bondong datang ke Jakarta, kebiasaan orang sukses dari Jakarta kalau ada kesempatan pulang kedaerah asal, biasanya berpenampilan keren dengan apa yang dimiliki dipamerkan : kendaraan, busana, alat komunikasi, camera dan peralatan elektronik lainnya.

Secara tidak langsung membuat “kemlecer dan kepincut” orang-orang daerah khususnya kaum muda untuk ikut mengadu nasib urbanisasi ke Jakarta.

Oh…. Jakarta, Jakarta, Jakarta…. Menjadi harapan semua…. Siapa suruh datang ke Jakarta….

Jumat, 20 Juni 2008

Ngaku

Sudah ketangkap tangan masih juga mengelak tidak mau ngaku, apa sih susahnya ngaku? Padahal barang bukti nyata ada, masih harus pakai saksi segala? Itulah penjahat dijaman ini, koruptor pun demikian juga, dengan berbagai dalih dan alasan bersikeras mengelak atas tuduhan. Apalagi ratu suap “Ayin” dengan alasan jual beli permata untuk menghindari tuduhan suap kepada Jaksa UTG.

Rekaman suara dalam pembicaraan telepon juga sudah diputar, masih juga belum ngaku, haruskah dengan cara paksa seperti dislomot pakai tegesan atau dirubungi semut kangkrang supaya mau ngaku? Cara ini pasti dianggap melanggar HAM.

Kita masih ingat akan kasus pembunuhan yang dituduhkan kepada Sengkon dan Karta? Mereka sudah menjalani hukuman penjara beberapa tahun, ternyata ada pihak lain yang ngaku sebagai pembunuhnya, bagaimana nasib wong cilik seperti Sengkon dan Karta? Lain lagi bagi narapidana berduit, menurut khabar bisa memilih “hotel prodeo berbintang” bahkan bisa berkuliah didalam penjara ujar Ketua Persatuan Narapidana Indonesia Rahardi Ramelan yang mantan Ka Bulog.

Bagi anggota dewan yang berselingkuhpun tetap mengelak, padahal foto syuurnya sudah beredar kemana-mana, masih belum mau ngaku juga. Mulut boleh mengelak tidak mau ngaku tetapi hati nurani akan selalu berkata untuk jujur ngaku.

Ngaku sajalah! Berani berbuat berani menanggung akibat. Dihadapan Allah jangan coba-coba mungkir dan berkilah karena Allah Maha mengetahui. (nanti akan kewelèh)

Selasa, 17 Juni 2008

Ketulah

Beberapa waktu yang lalu ada salah satu iklan obat gosok yang ditayangkan di tv, kalau tidak keliru dibintangi oleh Mas Timbul Srimulat. Disitu digambarkan oleh Mas Timbul sedang mengambil sesuatu yang agak dipaksakan dan ternyata pinggangnya terlilir, saya merasa heran begitu saja kok bisa terkilir?

Ternyata saya saat ini mengalami hal seperti itu, pinggang saya terkilir karena memaksakan mengambil sesuatu persis seperti yang diperankan Mas Timbul. Benar yang dikatakan Mas Indro, balung tuwek gampang coklek, "keteklek nang krikilan wis tuwek jok petakilan"

Sudah hampir seminggu ini saya berjalan seperti robot, saya masih sombong belum mau pergi ke dokter, padahal sakitnya minta ampun. Benar-benar aku "ketulah" barangkali kuwalat sama Mas Timbul.

Ampun Pak Dokter......


Selasa, 10 Juni 2008

Batu Empedu

Saya mempunyai pengalaman pahit dengan penyakit batu empedu yang diderita adik saya. Betapa tidak, sudah diupayakan dengan segala tindakan medis ternyata hasilnya sia-sia. Begini ceriteranya : Awalnya tidak diketahui kalau adik saya ada masalah pada empedunya, karena dokter praktek yang memeriksanya menganalisa hanya menderita sakit maag akut.

Setelah diperiksa secara teliti ternyata ada batu di empedu, sehingga cairan empedu tidak dapat mengalir ke pankreas, akibatnya darah keracunan, mata, kulit dan kuku berwarna kuning dan seluruh badan gatal-gatal. Dokter yang merawat menyarankan untuk dipasang semacam ring disaluran empedu agar cairan dapat mengalir dengan lancar, biaya pemasangan ring tersebut lebih 10 juta. Saya dan keluarga sepakat untuk menerima dengan harapan masalah empedunya dapat teratasi. Namun setelah dilakukan tindakan pemasangan ring gagal dan dokter memberikan keputusan untuk mengangkat empedunya.

Akhirnya empedu diangkat dan ditunjukkan kepada keluarga. Kata dokter :"nih empedunya sudah saya ambil, lihat batunya" ternyata setelah empedu dibelah didepan mata keluarga, astaga... kosong tidak ada batu sama sekali, Dokter berkata lagi : nih cuma dalam bentuk pasir, sambil mengorek-ngorek cairan yang keluar dari dalam empedu. Dokter juga berkata bahwa di pankreasnya ada benjolan, istri saya nyeletuk : apa nggak bisa diangkat sekalian Dok? Dokter nenjawab : "Kalo diangkat pasien mati" Saya langsung marah dan tidak dapat mengendalikan emosi. "Ketupat bengkulu" hampir mendarat diwajah dokter untungnya ada adik saya yang melerai.

Setelah selesai operasi, masuk ruangan ICU selama tiga hari, adik saya merasakan penderitaan yang amat sangat pada perut bagian kanan. Saya minta dipanggilkan dokter yang mengoperasi, akhirnya dokter datang juga, masih dengan sombongnya dokter berkilah : Yang saya operasi kan perut bagian kiri, kalau bagian kanan yang sakit nggak ada hubungannya, "anggap saja dipijit bidadari" kata dokter. Kembali saya naik pitam tapi gagal lagi karena dihalang-halangi adik ipar saya.

Akhirnya saya hanya bisa pasrah apapun yang akan terjadi dan benar apa yang menjadi firasat saya, adik saya tidak tertolong dan kembali kepangkuan Nya. Sambil meninggalkan rumah sakit yang judulnya "Rumah Sakit International" saya bersumpah serapah : sampai anak cucuku jangan sampai berobat dan dirawat dirumah sakit ini. Total biaya 64 Juta termasuk sprey bekas untuk menutupi jenazah dihargai 150 ribu (tidak termasuk biaya ambulan)

Minggu tanggal 8 Juni 2008 dini hari suami dari kakak sepupu juga telah dipanggil Tuhan, setelah dirawat lebih dari satu bulan di RS Dr. Cipto Mangunkusumo, akibat menderita penyakit yang sama seperti adik saya, hanya belum sempat empedunya diangkat karena kondisi fisik sangat lemah.

Mohon dukungan doa bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga sabar menerima cobaan. Amin......