Senin, 16 Maret 2009

RAMBU LALU LINTAS

Hampir setiap hari saya melewati Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, namum tidak begitu perhatian dengan rambu lalu-lintas yang terpasang didepan Mall Citra Klender, rambu lalu-lintas ini termasuk rambu peringatan bagi pengguna jalan agar lebih waspada dan berhati-hati karena adanya ranjau paku yang disebar oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.

Beberapa ratus meter dari rambu “Ranjau Paku” ada rambu lalin yang memberi tahu bahwa lebih kurang 125 meter lagi ada tukang tambal ban. Yang menjadi pertanyaan saya: Apakah rambu lalu lintas semacam ini termasuk rambu resmi yang dibuat oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya atau tukang tambal ban punya pekerjaan?

Jamannya memang jaman sulit, tetapi mbok yao… cari rejeki jangan menggunakan cara-cara yang tidak terpuji dengan menyebar paku yang mengakibatkan orang lain menjadi susah dan sengsara. Bukankah masih banyak cara-cara lain yang lebih baik dan halal tanpa harus merugikan sesama?

Alhamdulillah sampai hari ini saya belum pernah mengalami pecah ban selama melintas dijalan tersebut, mudah-mudahan sih jangan sampai terjadi.

Bagi saudaraku waspadalah dan berhati-hatilah didalam berkendara, karena disekitar anda ada saja orang-orang yang dengan sengaja ingin memperoleh dan merampas rejeki dengan mencelakai orang lain dengan berbagai modus operandi, diantaranya seperti tukang tambal ban yang mendapat rejeki dari ban yang pecah akibat terkena ranjau paku.

Semoga anda selamat. Amin…….

13 komentar:

Anonim mengatakan...

Mbah suro, itu model sekarang cari duit diatas penderitaan orang lain.
Di fly over senen, kalau ada kendaraan kena ranjau, hampir pasti didekat pom bensin ada tukang tambal ban yang tidak tetap, atau kalau di dekat pom bensin ada tukang tambal hampir pasti ada kendaraan kena ranjau. Sebetulnya hampir pasti yang masang orang itu juga, cuma membuktikannya susah. Harusnya Pak Polisi yang bertindak.
massito

Dyah mengatakan...

Met jumpa ....
Jamannya apa sudah tuwa tha mbah...
tindakan seperti kok sah-sah saja...apa ngak punya hati dan
Apa ngak mikir kalau yang kena keluarga atau anaknya he he ....
Mbah aku minta maaf, waktu aku mengedit blog e ngak tahunya komentarnya juga hilang, termasuk komentar panjenengan ... maklum masih belajar. Matur nuwun

Sugeng Kariyodiharjo mengatakan...

Pancenipun pados rejeki ingkang sae lan kalal punika radi angel kok mbah !

Anonim mengatakan...

tak ikut pasang rambu AH
rambu "ranjau cinta"............♥
biar anak buahe mbah soero katut........☺

Anonim mengatakan...

Cara instant dapet duit ala sekarang mbah.. :)

Anonim mengatakan...

Ada saja cara orang mencari duit, meskipun itu jelas merugikan orang lain. Yang dapat duit banyak belum tentu halal ya mbah...

mawaradi mengatakan...

Wah, ngeri nggih mbah? Seumpama yang kena ranjau itu keluarganya sendiri baru kapok ya mbah ? Ya mudah-mudahan cepat sadar akan tingkah laku yang diperbuatnya selama ini .

Mbah Suro mengatakan...

*Mas Sito: Tukang tambalnya kadang curang juga, waktu merendam ban yang bocor diantara jarinya pegang paku sehingga lubang bocornya bisa lebih dari satu lubang.

*Mbak Dyah: Met jumpa lagi mbak...
hukum sebab akibat tetap berlaku kapan saja dimana saja, semoga sipelaku menyadari. Kita doakan saja mbak. Amin....

*Pak Ugeng: Ngantos wonten ingkang ngendika : Cari yang haram saja susah, apalagi yang halal. Kados pundi Pak Ugeng manawi sampun makaten?

Mbah Suro mengatakan...

*Eyang Bethoro yang lagi jatuh cinta : Ranjau Cinta? Aku mau......, anak buahku nggak ada yang takut, malah pada kepincut, nganti keprucut.

*Mas Pram : Aku ra melu-melu lho mas!

*Mas Mufti : Sopo gawe nganggo. Bener nggak Mas?

Mbah Suro mengatakan...

*Pak Pur : Hidup di Jakarta penuh dengan tantangan dan resiko, perlu waspada agar tidak masuk perangkap.
Makasih Pak Pur sudah mampir.

Anonim mengatakan...

yg nyari rejeki dgn cara mencelakai org lain spt ini biasanya nggak langgeng rejekinya mbah, blom kalau karmanya datang nanti, ngerii ah

Anonim mengatakan...

semoga kita terhindar dari ranjau paku amiin..btw ttg pemilu saya memang tidak nyoblos, tapi nyontreng mbah hehe...

Mbah Suro mengatakan...

*Mbak Ely: Iya mbak, duit yang dapatnya dari ngobyek gampang habisnya, beda dengan duit gaji/ pensiunan, nganggone emam-eman.

*Mbak Ernut : Amin juga.....
Mudah-mudahan nggak nyontreng gambarnya sendiri, kecuali ikut nyaleg.