Kamis, 16 April 2009

KAKI LIMA

Berjualan memang tidak mudah, banyak cara pedagang menjajakan dagangannya, ada yang menjajakan dagangannya dengan berkeliling dari kampung ke kampung sambil menawarkan barang dagangannya, ada juga yang menetap disebuah lokasi dan bagi pedagang yang mampu pastinya punya toko atau kios.


Pedagang pakaian yang satu ini memilih cara yang “nyleneh” dengan menggelar sebagian dagangannya dipinggir jalan dan sebagian digantungkan dengan hanger disebuah pohon cery/ karsen yang cukup tinggi.


Semua ini dengan maksud untuk menarik perhatian banyak pembeli agar dagangannya laku, sehingga dapat memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Padahal tidak jauh dari tempat ini banyak toko besar yang menjual dagangan yang sama, bahkan toko swalayan yang sangat komplit menjual aneka busana dan kebutuhan lainnya.


Persaingan bisnis memang cukup ketat, sehingga bagi pedagang kaki lima ini harus pandai-pandai mencari peluang untuk menarik pembeli, strategi dan cara-cara yang “nyleneh” ini ditempuh untuk memperoleh omzet penjualan, sehingga dapur tetap ngebul. Sungguh Tuhan Maha Adil dan mencintai umatnya, selama kita masih mau berusaha dan berdoa, berkat dan rejeki akan diberikan olehNya.


Gambar ini diambil pada tanggal 19 Maret 2009 disebuah sudut jalan dikota Purworejo, Jawa Tengah. (dekat Pasar Baledono)



12 komentar:

eyang bethoro mengatakan...

mulobukane dijenengno "kaki lima". mergo nggowo kreto dorong rodane loro ditambak sikil bakule loro plus kayu cagak kreto sitoo'. dadi limo sikile. leres to mbah?
ning saiki wis salah kaprah kakilima artine girlan atawa trotoar.
girlan memang tempat yg strategis untuk nyari rejeki.. mulai dari ngemis, ngamen, bandar klothok, tukang ramal, sulap lan bakul obat,minyak sinyonyong, kocomoto, dolanan bocah,gambar wajah, tato badan, klambi, daster lan sapanunggalane.
komplit plit yo mbah ngluwihi supermol......☺

DE mengatakan...

namanya juga mencari nafkah ya mbak, yg penting pohonnya nggak dipaku2 kayak caleg yg masang foto2 mereka itu

Sugeng Kariyodiharjo mengatakan...

Masalah "jualan nyleneh" mbah, nyleneh pundi kaliyan niki. Panjenengan sampun nate midhanget bakul "kacang seret". Menawi kacange sampun telas, njur bakule ingkang dipun seret. Nyleneh mboten ???

ernut mengatakan...

kreatip abis, mbah!

^3^ mengatakan...

klw kata pak Renald bisnis apapun itu harus punya brand image mbah. *sok tahu*

yemplates enggal , mundhak fresh..

Mbah Suro mengatakan...

*Eyang Bethoro: Yen sing nganggo angkringan sikile piro Mas?

*Mnak Ely: Wis apik tenan, dari pada ngemis, apalagi nyolong, sing penting halal.

Pak Ugeng: Nembe mireng meniko Pak,ingkang sok sulaya sadean salak kalian sadean sepet, ngantos diseret dateng kantor pulisi. Ha.... 3x

Mbah Suro mengatakan...

*Mbak Ernut: Pedagang sering menggunakan cara yang nyleneh untuk menarik pembeli, termasuk Blog supaya banyak dikunjungi orang.

Mas Trie: Ganti klambi Mas, ben ora prengus. Tks.

ernut mengatakan...

kaki kok lima...

duo emak mengatakan...

lha ini dulurnya kaki tiga ya mbah hehe

Mufti AM mengatakan...

Personal selling nya pedagang itu bagus mbah. Cara unik untuk menarik perhatian yang jelas berbeda dengan lainnya. Yang repot kalo ada razia dari satpol PP, pasti yang di pohon di tinggal begitu saja.

Mbah Suro mengatakan...

*Mbak Ernut: Kalo kaki seribu nggilani.

*Mbak Ayik: Makasih kunjungannya.

* Mas Mufti: Pol PP Purworejo masih ada toleransi, tidak seperti Pol PP Jakarta.

masnoer mengatakan...

baru tahu saya mbah dulu kirain saya pedagang itu kakinya lima . . . . .