Minggu, 11 Mei 2008

Taat

Pertumbuhan kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua di Jakarta sangat pesat, sehingga lalu lintas diibukota ini sangat padat dan semrawut. Mobilitas masyarakat ibukota yang perlu waktu tempuh cepat terkendala dengan kemacetan lalu lintas sepanjang waktu, terlebih pada jam-jam sibuk berangkat dan pulang kantor.

Untuk mengatasi kepadatan lalu-lintas dan kemacetan diibukota, Pemda DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya berupaya dengan berbagai peraturan, diantaranya bagi penggunaan kendaraan pada ruas jalan tertentu dibatasi melalui jumlah penumpang yang dikenal dengan Three In One, membangun Bus Way dan direncanakan Sub Way.

Yang menjadi pokok permasalahan adalah tidak tertibnya pengguna jalan terutama pengemudi kendaraan angkutan umum seperti Bus Kota, Metro Mini, Mikrolet, Angkot KWK dan Kendaraan Umum lainnya. Dengan alasan kejar setoran mereka saling kejar mendahului, rem mendadak untuk ambil penumpang dan menunggu penumpang di persimpangan jalan , bahkan menunggu penumpang persis dirambu larangan parkir atau stop.

Petugas lalu-lintas kelihatannya sudah kehabisan akal untuk melakukan penertiban, pengemudi bisa taat saat ada petugas, begitu petugas meninggalkan tempat pengemudi mengulangi pelanggaran kembali. Selalu terjadi berulang-ulang dan kucing-kucingan dengan petugas.

Untuk membuat pelanggar jera saya setuju diterapkan hukuman fisik seperti pernah dilakukan beberapa puluh tahun yang lalu, aparat TNI secara berkala diterjunkan ke lapangan untuk membantu penertiban lalu-lintas dengan memberikan hukuman fisik seperti contoh : bagi pelangggar rambu stop dihukum untuk memberi hormat kepada rambu stop beberapa saat atau hukuman push up, lari mengelilingi kendaraannya sendiri atau masuk kekolong mobil.

Dengan budaya malu saya yakin pelanggar lalu-lintas akan berfikir dua kali untuk melakukan pelanggaran dan mereka akan jera.

Monggo dikomentari, wong paham dengan aturan kok tetep melanggar, malah kadang melanggar secara masal, yen ora melanggar ora keduman.... emangnya rebutan diut eh.. duit



4 komentar:

paromo suko mengatakan...

yang salah:
iklannya= motornya ngebut semua
jalannya= kurang panjang dan luas
penjaganya= kurang teges dan kejem
pengemudinya= waton mlayu nggak pedulian
rambunya= mbingungkan
......... lha kok salah semua ?

Mbah Suro mengatakan...

Memang ruwet Mas, ibarat benang kusut, dari mana mau mengurainya? Mungkin perlu gerakan tobat nasional dimulai dari yang paling dasar awake dewe, tapi yo angel Mas. Awake dewe taat liyane "mbedal" alias lepas kendali...

paromo suko mengatakan...

jaman biyen ono guyonan TOMAT,
maunya TO'AT, dengan TOBAT, jebule KUMAT

wah,
sajake iki lagi usum ngrasani DEPHUB yo?
rapopo wis, karo mawas diri

Unknown mengatakan...

saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m