Selasa, 20 Mei 2008

Nyarap


Saya teringat seorang teman kantor yang berasal dari Purwodadi Grobogan, secara kebetulan memperoleh pendamping hidup asli dari Kebumen. Berawal dari dua daerah asal yang berbeda, tentu ada beberapa perbedaan termasuk adat istiadat dan bahasa sehari-hari.

Saat mereka berdua pulang kampung ketempat istrinya di Kebumen, ada ceritera kecil yang menggelitik akibat dari perbedaan bahasa antara Purwodadi dan Kebumen. Begini ceriteranya : Setiap menawarkan makan sang mertua selalu mengatakan "Mangga nyarap" tentunya dengan logat Kebumen yang kental ( makan pagi, siang dan makan malam selalu dikatakan "nyarap" ) Akhirnya sang suami berseloroh kepada istrinya, Ma... kalau lama-lama disini saya bisa kurus Ma..., istrinya balik bertanya dengan garang, lho memangnya disini nggak dikasih makan? yang barusan makan siapa? Istrinya nyerocos terus sembari ngomel. Sang suami dengan enteng menjawab : Sudah dua hari saya tidak ditawari makan, Bapak/ Ibu mertua selalu bilang "Mangga nyarap mas!"

Istrinya baru nyadar kalau "Nyarap" ditempat asal suaminya juga didaerah lain berarti belum makan. Mengetahui pokok permasalahannya sang istri menyampaikan kepada orang tuanya nanti kalau nawari makan mantunya jangan bilang mangga nyarap, tapi mangga dahar.

Gitu aja kok repot... Nyarapnya Mas Indro paling tidak nasi goreng, lha nyarapnya Mbah Suro apa? He.. He.. He.. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya.




6 komentar:

Anonim mengatakan...

Nyarape mbah suro '' mbang menyan'' mestine, unjukane kopi gulo aren.
''Nyarap''.......?? walah kelingan gik sok mancing biyen. Pacinge di sarap kutuk............. mas ☺

Mbah Suro mengatakan...

Bahasane wong Bumen :
Nyarap = makan pagi, siang atau malam
Tegean = sayur bening
Becek = gulai kambing
Ngoyos = matun (cabut rumput disawah)
Tuli = selanjutnya (bukan budek)
Jiot = ambil > ngana dijiot!!
Masih banyak lagi....

paromo suko mengatakan...

di tempat saya sekarang, orang yang lagi sarap dikasi isyarat dg jari telunjuk miring di dahi

Mbah Suro mengatakan...

Pastinya nggak berani didepan orangnya, kalo kebetulan orangnya nggak sarap bisa marah besar. Mau coba Mas?

Anonim mengatakan...

''Sarapan''e eyang bethoro bedo eneh. Esuk2 bar subuh wis sowan'' mbah suro'', terus kerjo opo wae ''start with nothing'' lan uthak uthikpokoke '' lakukan selagi bisa'' sesuai ''perjalanan waktu'' biar jadi ''kenangan sepanjang masa''.
Wis... wareg.. ngepleh epleh.

paromo suko mengatakan...

mas liliek,
nek nggoleki sustyanto iso nyuwun sroyo mbah suro opo ki ageng, pasti beres
ning ojo lali disarapi, eh, disarati nganggo posting blog