Selasa, 27 Mei 2008

Ngepit

Dari asal kata Pit yang dalam bahasa Jawanya adalah "sepeda/ sepeda ontel". Ngepit berarti bersepeda ria, bisa juga kepasar, berkeliling kota atau barangkali kesekolah bahkan kuliah, aktifitas ini lumrah dilakoni diera tahun enam puluhan.

Sepeda merupakan alat transportasi yang sangat murah, sehat dan bebas polusi. Dengan perkembangan tehnologi otomotif yang sangat pesat sepeda mulai tergeser dari moda transportasi, andaikata saat ini ada yang menggunakan hanya sekedar untuk sarana olah raga, itupun kalau lagi "ungsum" (musiman) pada event-event tertentu.

Tergesernya pit/ sepeda ini karena saking mudahnya mendapatkan sepeda motor khususnya sepeda motor buatan Jepang, hanya dengan uang muka 500 ribuan, foto copy KTP dan kartu keluarga yang dilampiri rekening listrik rumah kontrakan/ tetangga sebagai persyaratan, sudah dapat memperoleh sepeda motor baru dengan pembayaran secara mecicil... eh memcicil alias angsuran bin kridit. Sekedar diketahui di Jakarta kepemilikan jutaan sepeda motor 80% adalah kreditan selebihnya cash.

Kembali keera tahun enam puluhan, memiliki pit/ sepeda bermerk seperti Gazelle, Batavus, Philip atau Humber apalagi dengan kelengkapan tromol dan presneling merupakan simbul keberadaan pemiliknya. Dengan busana kemeja bahan berkulin atau nylon, celana drill atau tetrex yang diseterika licin waduuh...... kayanya nggaya banget deh.

Cari pacar atau yaang... sudah pasti, apalagi tiba saatnya hari raya Idul Fitri, kantong isinya tebal, dunia rasanya jadi miliknya, yang lain.... nunut. Kepala rasanya tambah gede tur nggembeleng. Kalau nggak percaya tanya Mas Indro atau Mas Paromo Suko.

Ngepit yook.....


11 komentar:

Anonim mengatakan...

Jaman noroyono naik kereta angin dengan katengkas dan slebor yang ditulisi nomer mahasiswa... Whaduh jan nggembeleng tenan cak........

Pursito mengatakan...

Pit(sepeda) memang alat transpotasi yang anti polusi, karena dari kata-katanya memang menandakan bahwa sepeda tidakmmengakibatkan polusi. "SEPEDA artinya ASEP TIDAK ADA"
sayangnya kalau ngepitnya di Jakarta saat ini sudah kurang nyaman.

Mbah Suro mengatakan...

Makasih Pak Pur sudah mampir ke Gubug saya, selamat Blogg anda telah terbit, saya dukung untuk terus berkreasi, semoga Blogg anda menjadi sarana komunikasi untuk mempererat silaturahmi diantara kita. Ayo kita cari teman sebanyak-banyaknya!!!

Mbah Suro mengatakan...

Buat Mas Indro... saya jadi ingat Ayahanda setiap tindak dan pulang kantor, selalu nitih pit dengan topi "Pulkah" (Topi Pulkah bukan sekedar tutup kepala tapi simbul status)
Mas Indro ditantang : Masih beranikah naik pit pakai topi "Pulkah"? Hayo... jangan dipikir-pikir... Wani, ora, wani, ora... kok bimbang?

Anonim mengatakan...

Sayang sepeda unto 'Fongres' saya dan 'Reliegh' bapak saya beserta polkah dan tas andangnya sudah tdk ada juntrungnya, tinggal kenangan manis krn biasanya berisi bak pia dan 'satuh kacang ijo'
Buat mas Pursito, lewat mbah suro, salam kenal.

paromo suko mengatakan...

hahaha
jadi inget blajar numpak pit lanang
sewaktu tinggi badan saya masih 120cm
bola-bali grobyag .....

Mbah Suro mengatakan...

Iyo Mas... aku juga masih ingat belajar numpak pit lanang remnya torpedo, jatuh nyangsang dipagar pekarangan, bahkan sampai nyebur ke selokan, tapi gak kapok lho mas. Sekarang karena sudah lama gak naik pit kayanya harus belajar lagi, isin mbek putune rek...

Anonim mengatakan...

Jare mas Paromo ''theklek nang krikilan'' saiki spedaan statis ae nek tibo gak sampe thoklek balunganne.

paromo suko mengatakan...

koeng,
pit-pitan=cuci mata (matane dw lho) karo suwit2 nek ono 'pemandangan'
speda statis=nyuwiti tembok :) :) :)
daaag... kakoengngngngng

Mbah Suro mengatakan...

Sesekali boleh juga sambil singsot mlipir-mlipir ngumbah moto, lihat 'pemandangan' yang bening-bening buat memperpanjang umur. (awas konangan mbok wedok lho) dadi suloyo....

Unknown mengatakan...

saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m