Senin, 23 Juni 2008

JAKARTA

Hari ini Minggu tanggal 22 Juni 2008 ibukota Jakarta tepat berulang tahun yang ke 481, sudah lebih empat abad usia kota Jakarta, seribu satu permasalahan dan persoalan mewarnai ibukota tercinta ini mulai dari kemacetan lalu lintas, kebanjiran, kebakaran, kekerasan dan maraknya aksi demo yang tiada henti.

Berbagai acara digelar untuk memeriahkan hari ulang tahun baik melalui pentas terbuka, juga Pekan Raya Jakarta yang dulu dikenal sebagai Jakarta Fair atau Pasar Gambir. Media elektronik juga menampilkan seni budaya Betawi yang boleh dikata hampir punah seperti : Lenong, musik Samprah, Tanjidor, Gambang Kromong dan kesenian lainnya. Begitu juga makanan khas tidak ketinggalan ; Kerak telor, Bir pletok dan ongol-ongol.

Kesenian dan makanan khas Betawi dalam keseharian hampir sulit ditemukan, karena apa? Penduduk asli Betawi yang tidak punya keahlian dan kemampuan untuk bertahan hidup diibukota biasanya pindah kedaerah pinggiran ibukota ke Bekasi, Bogor atau Tanggerang. Boleh dibilang mereka tergusur oleh perkembangan ibukota dengan kehidupan yang keras dan tidak bersahabat.

Jakarta memang menjadi tumpuan harapan bagi para pendatang yang mengadu nasib dalam mencari keberuntungan, para pendatang yang berhasil menoreh rejeki dan sukses hidup diibukota perlu perjuangan berat, bagi pendatang yang bermodal nekat tanpa bekal keahlian dan kemampuan akan sulit memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang pada akhirnya menjadi pengangguran dan beban Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.

Bagi pendatang yang sukses mereka tanpa menyadari membuat iming-iming bagi calon pendatang baru untuk berbondong bondong datang ke Jakarta, kebiasaan orang sukses dari Jakarta kalau ada kesempatan pulang kedaerah asal, biasanya berpenampilan keren dengan apa yang dimiliki dipamerkan : kendaraan, busana, alat komunikasi, camera dan peralatan elektronik lainnya.

Secara tidak langsung membuat “kemlecer dan kepincut” orang-orang daerah khususnya kaum muda untuk ikut mengadu nasib urbanisasi ke Jakarta.

Oh…. Jakarta, Jakarta, Jakarta…. Menjadi harapan semua…. Siapa suruh datang ke Jakarta….

6 komentar:

paromo suko mengatakan...

ooo.... jakaaaarta
(kehabisan omongan, krn bingung mo komen apa)

Mbah Suro mengatakan...

- Bingung mergane "kemlecer bin kepincut"
- Gak nanya Mbah kategori yang sukses apa yang gagal? jawabnya tambah bingung, embuuh....

Anonim mengatakan...

Kalau mau gak pusing dan bingon presiden dan dpr nya dimutasi ke borneo. Pasti jakarta jadi tenang lagi

paromo suko mengatakan...

jakarta,
negeri para raksasa

wegah, mbah
enak nang ndeso, ngingu pitik nandur lombok
nek kangen simbah, kari mbukak blog 'kobaran'

Mbah Suro mengatakan...

* Setuju Mas Indro setiap 15 tahun ibukotane pindah, biar pembangunan merata.
* Mas Paromo.... nang ndeso simbah ora duwe papan, duwene mung kuburan....

Unknown mengatakan...

saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m