Selasa, 10 Juni 2008

Batu Empedu

Saya mempunyai pengalaman pahit dengan penyakit batu empedu yang diderita adik saya. Betapa tidak, sudah diupayakan dengan segala tindakan medis ternyata hasilnya sia-sia. Begini ceriteranya : Awalnya tidak diketahui kalau adik saya ada masalah pada empedunya, karena dokter praktek yang memeriksanya menganalisa hanya menderita sakit maag akut.

Setelah diperiksa secara teliti ternyata ada batu di empedu, sehingga cairan empedu tidak dapat mengalir ke pankreas, akibatnya darah keracunan, mata, kulit dan kuku berwarna kuning dan seluruh badan gatal-gatal. Dokter yang merawat menyarankan untuk dipasang semacam ring disaluran empedu agar cairan dapat mengalir dengan lancar, biaya pemasangan ring tersebut lebih 10 juta. Saya dan keluarga sepakat untuk menerima dengan harapan masalah empedunya dapat teratasi. Namun setelah dilakukan tindakan pemasangan ring gagal dan dokter memberikan keputusan untuk mengangkat empedunya.

Akhirnya empedu diangkat dan ditunjukkan kepada keluarga. Kata dokter :"nih empedunya sudah saya ambil, lihat batunya" ternyata setelah empedu dibelah didepan mata keluarga, astaga... kosong tidak ada batu sama sekali, Dokter berkata lagi : nih cuma dalam bentuk pasir, sambil mengorek-ngorek cairan yang keluar dari dalam empedu. Dokter juga berkata bahwa di pankreasnya ada benjolan, istri saya nyeletuk : apa nggak bisa diangkat sekalian Dok? Dokter nenjawab : "Kalo diangkat pasien mati" Saya langsung marah dan tidak dapat mengendalikan emosi. "Ketupat bengkulu" hampir mendarat diwajah dokter untungnya ada adik saya yang melerai.

Setelah selesai operasi, masuk ruangan ICU selama tiga hari, adik saya merasakan penderitaan yang amat sangat pada perut bagian kanan. Saya minta dipanggilkan dokter yang mengoperasi, akhirnya dokter datang juga, masih dengan sombongnya dokter berkilah : Yang saya operasi kan perut bagian kiri, kalau bagian kanan yang sakit nggak ada hubungannya, "anggap saja dipijit bidadari" kata dokter. Kembali saya naik pitam tapi gagal lagi karena dihalang-halangi adik ipar saya.

Akhirnya saya hanya bisa pasrah apapun yang akan terjadi dan benar apa yang menjadi firasat saya, adik saya tidak tertolong dan kembali kepangkuan Nya. Sambil meninggalkan rumah sakit yang judulnya "Rumah Sakit International" saya bersumpah serapah : sampai anak cucuku jangan sampai berobat dan dirawat dirumah sakit ini. Total biaya 64 Juta termasuk sprey bekas untuk menutupi jenazah dihargai 150 ribu (tidak termasuk biaya ambulan)

Minggu tanggal 8 Juni 2008 dini hari suami dari kakak sepupu juga telah dipanggil Tuhan, setelah dirawat lebih dari satu bulan di RS Dr. Cipto Mangunkusumo, akibat menderita penyakit yang sama seperti adik saya, hanya belum sempat empedunya diangkat karena kondisi fisik sangat lemah.

Mohon dukungan doa bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga sabar menerima cobaan. Amin......




7 komentar:

Anonim mengatakan...

Ikut berduka cita atas musibah yang anda alami. Semoga almarhum diterima disisi Allah diampuni segala dosa2nya dan diterima semua amal ibadahnya.
Bisa terjadi dokter salah diagnosa, tetapi untuk RS sekaliber itu mestinya bisa lebih akurat mem bedakan batu empedu dan tumor caput pancreas.
Kalau memang demikian mestiya dokter tidak QOLU menerima jasa operasinya.
Saya percaya si Dokter pasti merasa bersalah dalam hatinya.
Diagnosa betul.... tindakan salah....... malpraktek.
Diagnosa salah......tindakan jadi ikut salah........ is not malpraktek.
Yang jadi masalah kenapa diagnosa awal salah.
SebagaI DOKTER jangaan selalu 'rumongso biso tapi bisoo rumongso' dan jangan selalu merasa benar 'Yang selalu benar' hanyalah Allah.
Wass.

Pursito mengatakan...

Ikut prihatin atas musibah yang menimpa Mbah Suro, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,d an arwah almarhum diterima disisi Allah SWT. amien.

Mbah Suro mengatakan...

Terima kasih Mas Indro dan Mas Sito atas dukungan doanya, Mohon maaf dan dimaklumkan atas emosi yang telah tertumpah melalui tulisan kami. Semoga saudaraku diampuni dosanya dan kiranya Allah SWT memberikan tempat yang layak disisi-Nya.
Orang bijak berkata : Orang sabar disayang Tuhan. Semoga kami lebih sabar dalam menerima cobaan. Amin...

paromo suko mengatakan...

nderek belasungkawa,
mugi swargi tinampi sadaya amal ibadahipun, ingapunten ing sadaya dosa-kalepatanipun
mugi kangmas sakulawarga pinaringan tawakal anggenipun nampi lelampahaning gesang

Mbah Suro mengatakan...

Matur nembah nuwun "Dik" Paromo, titah namung sakdermo nglampahi. Sedoyo puniko sampun dados kersaning Gusti, mugi Gusti tansah paring berkah dumateng kito sedoyo. Amin...

satria mengatakan...

Turut berduka cita Mas.

Pengalaman yg sama (Diagnosa salah) hampir menimpa ayah saya.
13 Juni 2011, ayah masuk RSAL, Benhil. Hasil USG menunjukkan ada batu dalam empedunya (1.3cm). Seminggu kemudian di USG kembali, kata dokter sebagian batu sudah turun ke saluran empedu dan di usulkan untuk operasi. Karena sudah 2 minggu di opname dan kepastian operasi tidak jelas dari dokter yg menangani, kami minta dirujuk ke RS Persahabatan. Tapi RS minta kita menandatangani surat pulang paksa.
30 Juni 2011, Dokter RS Persahabatan yg menangani merasa kurang yakin dgn hasil USG dari RSAL, dan kemudian dilakukan CT SCAN. Hasilnya : Tidak ada batu sama sekali, baik disaluran empedu dan di empedunya. Hasil CT SCAN menunjukan bahwa ayah menderita tumor caput pancreas.
Saat ini ayah melakukan pengobataan alternatif dgn daun sirsak

rgds

Unknown mengatakan...

saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m