Kamis, 18 September 2008

NGANTRI

NGANTRI = berbaris secara teratur untuk mendapatkan giliran memperoleh sesuatu, itulah kira-kira difinisi yang saya otak-atik untuk menjelaskan arti NGANTRI. Maksudnya supaya tertib, aman dan semua dapat bagian pada gilirannya, tetapi nyatanya yang terjadi banyak yang sebaliknya, saling dorong, saling berebut duluan, sama sekali tidak tertib sehingga kadang menimbulkan korban luka-luka bahkan nyawa melayang (seperti kasus pembagian zakat di Pasuruan)

Itulah gambaran yang kita lihat dewasa ini, karena ketidak disiplinan masyarakat, budaya ngantri cuma sebatas slogan. Fenomena apa gerangan yang membuat masyarakat kita menjadi bringas, tidak tertib, mudah emosi, tega berbuat anarkhis dan rasa perikemanusiaannya menipis. Konon katanya sebagai 'orang timur' punya adat istiadat, ramah, santun dan lembah manah. Nyatanya?

Mungkinkah ini sebagai dampak dihapuskannya bidang studi : Civic/ kewarganegaraan, budi pekerti dan etika dari curiculum sekolah?

Kumpulan foto disebelah ini (klik saja) saya ambil dari beberapa blogg anda, ngantri minyak/ BBM, ngantri BLT, ngantri kemacetan lalu-lintas, ngantri tiket mau pulang mudik dsb.
Bagaimana perasaan anda melihat kumpulan foto "ngantri" disebelah ini? Ngenes?

16 komentar:

Anonim mengatakan...

merinding aku mbah waktu ngeklik foto2nya

ngenes ? tentu saja, di sisi lain ada orang yg punya harta sampai bertrilyun2

Anonim mengatakan...

kayaknya "budaya orang timur* yg selalu didengung2 kan sejak dari SD ndak ada buktinya sekarang mbah, yang menang sekarang adalah yg punya kuasa dan duit, lha aku kok tambah ngenes ya, saat denger ada yg harus meninggal, 21 orang hanya gara2 mau dapat zakat :(

Mbah Suro mengatakan...

Cita-cita setelah kemerdekaan menuju masyarakat yang adil, makmur, aman sentosa dan sejahtera makin jauh. Yang kaya semakin kaya, yang miskin tambah menderita.
Selama pemimpin masih berebut kekuasaan, kesejahteraan rakyat tidak terurus, kayaknya wajib "tobat nasional" setuju Mbak?

Pursito mengatakan...

Sindiran yang mengatakan"BEBEK SAJA MAU NGANTRI" masa kalah sama bebek, menjadi relevan, maunya duluan takut tidak kebagian. Kalau memang rezeki, pada gilirannya pasti kebagian.

Mbah Suro mengatakan...

* Mas Sito : Yes... sekarang kita masih kalah sama bebek, tahun depan kita balapan sama bebek eh.. maksudku ikut ngantri seperti bebek. Ha..3x

Anonim mengatakan...

Orang yang nggak mau 'ngantri' dan nggak mau duluan malah rebutan keri... cuma kalau diberi giliran maaatiii.
Tul mBah?
Ente dulu ane belakangan atau ane nanti ente duluan...
Ane gak ksusu mbah.......
Silahkan kalau mau ngantri duluan............. ☺

Mbah Suro mengatakan...

*Eyang Bethoro : Iya ya.... aku baru ngeeh.... yen mati njaluk keri.... Melu wedi mati ach....

Anonim mengatakan...

Yang jelas fenomena antrian semacam ini cuma untuk wong cilik atau rakyat kecil mbah. Coba, apa kita pernah lihat para pejabat atau orang gedean itu ngantri sampai seperti ini? Tak pernah ada yang terekspos kamera.

Mbah Suro mengatakan...

*Mas Mufti: Iya mas wong cilik cuma buat tombok, janji mereka sebelum dapat katanya untuk wong cilik, nyatane begitu dapat kedudukan lali blas bin kesupen.

Anonim mengatakan...

wah antri. nek aku wong ngalahan yo milih mburi, senajan sering ora kumanan. nrimo ing pandum saja.

antri zakat ing pasuruan nganti ono korban. ironis. wong cilik, mung arep entuk duwit 30 ewu, toh nyowo. Ning jakarta, ono sing maem sepisan ning restoran nganti 500 ewu. ndonya kok njomplang.

kudune pemerintah isin. program pengentasan kemiskina nyoto isih adoh soko kasil.

umpama, duwit sing dinggo rayahan poro pejabat, korupsi, nggo zakat kabeh, penyalurane jelas, ora bakal ono wong suk-sukan antri zakat. yen dijamin, kabeh sing miskin mesti entuk jatah.

Mbah Suro mengatakan...

*Mas Medi: Setuju mas "Nrimo ing pandum, sopo ngalah luhur wekasane"

Raf mengatakan...

Ass wr wb,

Mbah..kulo sowan tebih saking Kaltim kanthi mbeto katahing raos lepat , katah tindak tanduk , paguneman , pangraos dugi kathahing "komen" ingkang kurang toto ..mugiyo Mbah paring pintu pangapuran dumateng kawulo, ..lan Kang Moho Agung tansah paring rahmat ..amin..

Wassalam,
Raf

Gigih Herman Pratikto mengatakan...

mbah mampir malih nggo... minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir bathin. buat shoutbox mbah biar nggak ribet komentarnnya

Anonim mengatakan...

pripun kabere mbah ? nembe sibuk nyambut riyadi nggih ?

suparno jumar mengatakan...

Ngantri? Cape deh....
Kemarin waktu mudik, pas akan kembali ke Bogor dengan KA Sawunggalih Utama, sempat NGANTRI karcis.
Antriane wis mubeng-mubeng koyo ulo.
Dapatnya? Tiket 'ngadeg' dan 'ngglongsor'...

Unknown mengatakan...

saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m