Minggu, 14 Desember 2008

KEBAKARAN

Api kecil adalah kawan dan api besar menjadi lawan. Kebakaran adalah Api yang tidak terkendali dan kebakaran merupakan rampok yang paling rakus, karena “merampok” seluruh harta benda bahkan nyawa sekalipun, sehingga kebakaran harus kita cegah sedini mungkin jangan sampai terjadi dilingkungan tempat tinggal kita.

Dalam rangka mengantisipasi terjadinya musibah kebakaran diwilayah DKI Jakarta, Dinas Pemadam Kebakaran DKI membentuk Barisan Sukarelawan Kebakaran ditingkat kelurahan yang beranggotakan dari kelompok masyarakat dari Karang Taruna, Ibu-ibu PKK dan pemuka masyarakat.

Tujuan utamanya adalah agar Barisan Sukarelawan Kebakaran tersebut dapat mengambil peran setiap terjadi kebakaran diwilayahnya, paling tidak mereka dapat melakukan pemadaman dini sebelum Mobil Pemadam Kebakaran datang di lokasi untuk melakukan pemadaman kebakaran. Sudah barang tentu sebelum menjadi Barisan Sukarelawan Kebakaran mereka dibekali pengetahuan dasar tentang api dan memperoleh pelatihan dasar penanggulangan kebakaran oleh ahlinya secara gratis dan bersertifikat.

Pelatihan penanggulanggan kebakaran dimulai dengan teori dan praktek pemadaman dengan peralatan yang paling sederhana seperti karung basah, pasir, APAR (alat pemadam api ringan) juga dengan menggunakan motor pompa portable seperti terlihat pada foto. Intinya api akan padam dengan sendirinya apabila salah satu mata rantai api yang terdiri dari : udara, panas dan benda yang mudah terbakar dapat diputuskan.

Berhati-hatilah jangan sampai rumah anda “dirampok” sijago merah alias kebakaran.

15 komentar:

Anonim mengatakan...

Dokter kena 'sakit' biasa.
Fire brigade 'kebakaran jenggot' pernah gak ya?

Anonim mengatakan...

Mas sito berkata,
Kebakaran besar sering terjadi oleh hal2 sepele, contohnya karena hubungan arus pendek, untuk hal ini perlu kepedulian semua pihak, karena akibatnya dapat dirasakan oleh banyak pihak. Mulai dari hal2 kecil musibah besar dapat dihindari.

Mbah Suro mengatakan...

*Eyang Bethoro : Saya mau cari 'wangsit' seminggu ke Purworejo agar jenggot saya tidak kebakaran, mohon ijin, Pak Dokter mau titip apa?

*Mas Sito : Murid-murid TK sering berkunjung ke Kantor Dinas Pemadam Kebakaran untuk melihat dan praktek memadamkan api, pencegahan kebakaran harus ditanamkan kepada anak-anak kita sejak dini. Karena penyebab kebakaran kebanyakan akibat dari kelalaian manusia.

Anonim mengatakan...

Lagunya Changcuters ya mbah, "Sang Penakluk Api"

Anonim mengatakan...

Minta ijin belajar api Mbah...untuk melengkapi tulisan dari dari tukang peneng..

Sugeng Kariyodiharjo mengatakan...

Matur nuwun mbah Suro.
Tuwa menika ngentosi metune nyawa. Wong tuwa arep ngapa. Mangga pados kanca, kangge netepi darma. Sampun kesupen tirakat kangge sangune akhirat.

Anonim mengatakan...

kalo di sini ada hobi jadi petugas pemadam kebakaran mbah, jadi mereka2 itu nggak dibayar tapi ikut perkumpulan ini, salut deh buat mereka.

salut juga buat kegiatan yang mbah ceritakan di atas, setidaknya masyarakat jadi tahu apa yg hrs dilakukan saat terjadi kebakaran

Mbah Suro mengatakan...

*Mas Mufti : Iya mas itu lagu kesukaanku,lagu kebangsaan Pemadam Kebakaran DKI judulnya "Satria Biru" krn seragam dan gedungnya serba biru.

Mbah Suro mengatakan...

*Pak Ugeng : Matur nuwun rawuhipun, manawi kepareng kulo bade sinau basa jawi kalian panjenengan, amargi kedangon wonten Jakarta, basa jawi kulo dados gado-gado.

*Mbak Ely : Saya sering mendengar anak-anak Eropa kalo ditanya cita-citanya mau jadi apa, banyak yang jawab jadi fireman, karena pekerjaan itu sungguh mulia, di Indonesia belum sampe begitu, masih ada saja yang nyebut tukang blangwer (Brandweer)

*Tukang Peneng : Monggo-monggo bade privat nggih saget, syarat tinggi badan minimal 165 cm. Ampuun saya nggak mau kuwalat.....

suparno jumar mengatakan...

Mbah kalau ingat kebakaran ingat peristiwa lima tahun nyang lalu, tepatnya tanggal 12 Desember 2003. Kejadian itu sekitar pukul 00 WIB.
Kebakaran tersebut merenggut korban enam anggota keluarga sepupu saya. Semuanya tewas mengenaskan. Kejadian di Daerah Kramatjati, Jakarta Timur. Kebakaran sangat cepat, harta benda, nyawa tak ada yang terselamatkan.

Jika kami jalan-jalan, melalui perkampungan penduduk yang padat atau biasa, saya selalu berpikir...., jika terdjadi kebakaran sepertinya akan sulit menjinakkan api, karena hydrant-nya tidak ada. Parahnya.... jika ada kepala hydrantnya di ambil pencuri...

Betapa pentingnya pelatihan, alat dan kesiapan setiap individu dalam menangani 'tamu' yang tak pernah mengetuk pintu.

Api... sedikit jadi kawan....banyak kita kewalahan....

Mbah Suro mengatakan...

* Mas Parno : Saya turut prihatin Mas, semoga semua orang peduli dengan lingkungan, terlebih dengan musibah kebakaran, kebakaran berawal dari api kecil, jika api kecil bisa kita kendalikan, kita aman dari musibah kebakaran. Semoga...

Anonim mengatakan...

wah kalau di desa saya kalau kebakaran pakai kentongan mbah namanya ( titir ) kebakaran

Dee mengatakan...

Kalau titir/kenthongan untuk kebakaran bunyinya berapa kali Bed.. emangnya pernah dengar dan mengalami.Kalau orang meninggal sering denger.

Ikhsan Abu Disa mengatakan...

salam kenal mbah

Mbah Suro mengatakan...

*Mas Karebet/ Mas Wir : Kentongan masih digunakan sebagai alat komunikasi termasuk kalo ada kebakaran. Seingat saya untuk kebakaran kentongan dipukul 3x secara bertutut-turut, kalo ada orang meninggal karena sakit 9x, kalo ada pembunuhan (raja pati) 1x secara terus menerus.
*Mas Ikhsan : Salam kenal kembali, terima kasih sudah mampir ke gubug saya.