Kamis, 20 November 2008

PAK POS

Dikota metropolitan seperti Jakarta sudah tidak kita jumpai lagi Pak Pos mengendarai sepeda ontel mengantar surat dari rumah kerumah, kendaraan dinas Pak Pos kini sudah beralih dari sepeda ontel ke sepeda motor, hal ini dimaksudkan agar pelayanan kepada masyarakat dapat lebih cepat.

Sementara saat ini sedang digalakkan program langit biru dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh polusi asap kendaraan bermotor, sehingga hal ini menjadi sangat kontras dan tidak mendukung kepada program langit biru yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Kembali kepada jasa pelayanan Pak Pos, kalau kita amati jasa pelayanan Pos sekarang menurun akibat persaingan ketat dengan jasa kurir swasta maupun perkembangan tehnologi informasi yang begitu canggih. Melalui tehnologi informasi yang canggih seperti HP, computer dan multi media lainnya, informasi dapat dikirim dan diterima dengan sangat cepat, sehingga jasa pelayanan pos mulai ditinggalkan pelanggan.

Beda sekali diera tahun 60 sampai dengan tahun 70an, jasa Pak Pos sangat berarti dan dinanti-nantikan khususnya bagi remaja yang sedang “yang-yangan” karena ungkapan cinta kasih selalu dilayangkan melalui surat cinta, sehingga kehadiran Pak Pos sangat ditungu-tunggu.

Bagi anda yang pernah “yang-yangan” (pacaran) melalui surat, kehadiran surat balasan dari sang kekasih selalu dinanti. Apakah anda punya kenangan dengan Pak Pos?


19 komentar:

Anonim mengatakan...

pancen leres mbah sak niki longko

ingkang kirim nganggo pos. mugo2

pemerintah menggalkkan jasa pos

kerono jasa pos punya banyak

sejarah

Anonim mengatakan...

mbah kantor pos taih katah mbah

Mbah Suro mengatakan...

*Gus : Sing tak amati saiki kantor pos buka pelayanan pembayaran rekening listrik, telepon, air minum lan cicilan kredit. Pos Wesel ugo wis ora laris kalah karo transver antar bank. Kilat khusus kayane mung melayani kiriman surat lamaran CPNS. Perlu solusi supaya kantor Pos tetep exsia sesuai karo jenenge. Semoga...

Mbah Suro mengatakan...

*Mas Nur : Kantor Pos masih diperlukan masyarakat golongan menengah kebawah, terlebih pensiunan dan para penerima BLT.

Anonim mengatakan...

pak pos di sini kalo di kota pakai sepeda mbah, kalo di desa pakai mobil, kantor pos msh tetep rame spt sediakala walau jamannya dah internetan

btw, mbah aku ganti alamat dan nama blog nih

Mbah Suro mengatakan...

*Mbak Ely : Kantor Pos disini masih tetep rame pasti krn pelayanannya bagus, hemat dan cepat. Mungkin juga karena kebiasaan berkirim surat, koleksi perangko masih diminati banyak orang.
*Wanita biasanya ingin berpenampilan beda, termasuk penampilan blog supaya lebih cantik dan menarik. Ok selamat dengan penampilan barunya.

Mbah Suro mengatakan...

* Mas Nur : Blog panjenengan kok di "gembok" saya ketok-ketok pintunya susah dibuka. Kulonuwun Mas....

Mbah Suro mengatakan...

* Gus : Kayane wis ora ungsum surat-suratan Gus, kalah karo SMS & MMS, Korban kemajuan tehnologi.

paromo suko mengatakan...

..... andaikata kantorpos bisa jadi fasilitator blog yang murah dan kaya fitur......

Anonim mengatakan...

Kemajuan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap dunia komunikasi. Yups, benar sekali mbah... Apalagi di kota metropolitan. Yang dibutuhkan adalah aman, efektif dan efisien.

Dalam beberapa tahun ke depan jasa pos akan semakin sepi, jika tidak ada penggalakan dari pihak pemerintah. Hiks...

Orang lebih memilih mengirim email ataupun sms daripada mengirim surat. Lebih efektif dan efisien.

Pursito mengatakan...

Yang terasa kontras saat menjelang lebaran, kalau dulu menjelang lebaran kantor pos ramai sekali. bahkan merekrut tenaga musiman untuk menyetempel amplop dan suaranya pating klotak, sakarang, sepiii, nyaris tak terdengar. Jadi kantor pos perlu mereformasi diri untuk menciptakan jasa baru untuk tetap hidup.

Mbah Suro mengatakan...

*Mas Paromo : Setuju Mas, pasti blogger baru bermunculan, banyak yang kirim koment ke Blog ku minta konsultasi spiritual. Hach....

*Mas Sito : Kantor Pos harus berani bersaing dengan mencari terobosan baru. Setuju Boss....

Mbah Suro mengatakan...

*Wiwin : Trims sudah mampir ke Blog saya, salam kenal.
Jangan sampai Kantor tinggal kenangan karena ditinggal pelanggan. Mudah-mudahan ada solusi dan reformasi Kantor Pos. Semoga.....

Raf mengatakan...

Mbah, ..dulu Pak pos itu jadi orang yang paling kutunggu kedatangannya ... ha..ha..

Lagu kring2 pos sama lagu kangen nya Dewa jadi satu paket tak terpisahkan..

Begitulah Mbah kalau yang2an jarak jauh , net belum marak , HP masih barang asing , telepati nggak nyampai2, sering pulang jelas berat diongkos...

Sampai sekarang saya paling seneng lihat kantor pos besar , seperti kantor pos besar Yogyakarta itu lho Mbah ...ah ..mbah ini mengingatkanku pada saat ..hu ..hu.. raf nangis..

wassalam,
Raf

suparno jumar mengatakan...

Mbah...mbah, mengingatkan jadul. Sejak pergi dari PWR ke JKT kami sering kirim surat yang2an dengannya yang asal PWR, tapi dadi L I4 NE piye iki mbah......

Pos & Giro banyak saingan mbah, yang antar surat seperti jasa pengantaran dokumen & barang sudah uakeh...., ada tiki, pandu, global, DHL deelel.
Tiap hari yang datang kirim surat ke 'markas' kami sudah pake pit jepang, ngarah cepat ya mbah, tapi gak dukung langit biruuu.. piye mbah.... tabrakan....

Anonim mengatakan...

Dulu pernah mbah, saya berbisnis dengan mengiklankan via media cetak. Tanggapan maupun pesanan yang masuk banyak sekali sampai2 pak pos mengira saya ini artis karena setiap hari ada lebih dari 15 surat diantar ke rumah saya. Belum lagi program sahabat pena yang dulu menjadi sebuah tren persahabatan via pos.

Anonim mengatakan...

Jaman berubah mbah... pos ikut tergerus arus perubahan. Demikian pula yang2an...telah mengalami metamorfose. Dulu namanya sir2an, lalu yang2an, gembla'an, terus indehoy, pacaran, gacoan. mbojo, Mbuh saiki istilahe opo.

islam.net mengatakan...

salam kenal bang
saya di www.marx83.wordpress.com

Anonim mengatakan...

kembang wijoyokusumo kui koyo iku yo mbah ?


salam kenal yo...
http://radenbeletz.com