Sabtu, 30 Mei 2009

IKLAN

Dunia iklan boleh dikatakan sudah merambah hampir semua media, baik media cetak, media elektronik dan media lainnya. Iklan memang salah satu sarana untuk memperkenalkan produk maupun jasa, agar dapat menembus dan merebut pasar, sehingga produk dan jasa yang ditawarkan dapat terjual.


Dari iklan rumah, mobil, motor, lowongan pekerjaan, obat-obatan, jamu, pengobatan alternatif, kursus dan sekolah. Tidak ketinggalan sejumlah paranormal juga beriklan, boleh dibilang mau cari barang dan jasa apa saja semua ada dan bisa.


Saya ingin mencermati sebuah iklan sebuah sekolah/ perguruan tinggi seperti yang terlihat pada foto yang saya posting ini, dengan kuliah selama 1 sampai 2 tahun dengan biaya tertentu dijamin dapat memperoleh gelar Sarjana S1. Satu lagi iklan yang menjanjikan wisuda pada bulan Juni 2009 legal S1 sampai S3 dengan biaya yang bisa dicicil.


Kalau saja iklan ini benar, begitu mudahnya seseorang menyandang gelar S1, S2 dan S3.

Bagaimana citra pendidikan ditanah air tercinta ini?

Sabtu, 02 Mei 2009

BALADA UANG SERIBU DAN SERATUS RIBU

Balada kisah uang 1.000 dan 100.000 konon uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang canggih. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda. Uang seratus ribu berkata pada uang seribu : Ya, ampuunnnn. .......... dari mana saja kamu kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget, kumal, kotor, lecek dan bau.

Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ...... Ada apa denganmu? Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata : Ya, beginilah nasibku kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus, hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam.. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan kotoran ayam. Besoknya lagi aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci warteg, dari laci warteg aku berpindah ke kantong tukang nasi uduk .

Begitulah perjalananku dari hari ke hari, makanya aku bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: Wah, sedih sekali perjalananmu kawan. Berbeda sekali dengan pengalamanku, kalau aku sejak
keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis.

Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus.. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu dan aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. Uang seribu terdiam sejenak, dia menarik nafas lega, katanya : Ya. Nasib kita memang berbeda, kamu selalu berada di tempat yang nyaman.

Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga dari pada kamu, Apa itu? Uang seratus ribu penasaran. Aku sering bertemu teman-temanku di kotak amal, kantong persembahan dan kotak perpuluhan digereja. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana.

Artikel ini ditulis oleh seorang sahabat karib Mas Widi, Trims ya Mas....