Setahun yang lalu kawan saya meninggal dunia karena serangan jantung, padahal jauh sebelum beliau wafat dokter sudah menyarankan agar berhenti merokok dan tidak minum kopi, tetapi beliau nekad tenan, pantangan tadi tetap dilanggar karena kedua-duanya adalah hoby berat beliau. Saya hanya bisa mendoakan agar almarhum diampuni dosa dan kesalahannya dan semoga diterima disisi Nya.
Almarhum dimakamkan ditanah kelahirannya di Pulau Samosir yang ditengah Danau Toba, kendaraan untuk membawa jenazah dari rumah duka ke Bandara Suta (Sukarno Hatta) adalah mobil Ambulan Mitsubishi L300 Diesel milik Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, waktu itu karena motor ampere tidak mau ngisi dan accunya soak untuk menghidupkan mobil ambulan terpaksa harus didorong, praktis lampu rotary dan sirine dalam perjalanan tidak dapat dibunyikan dan dinyalakan.
Setelah sampai dibandara sekitar jam 02.30 dinihari, mobil ambulan diparkir di lapangan parkir sambil menunggu keberangkatan pesawat, karena rasa kantuk yang berat keluarga dan crew ambulan mencari bufe untuk minum kopi yang jaraknya tidak begitu jauh dari mobil ambulan.
Mobil ambulan yang berisi peti jenazah ditinggal tanpa ada seorangpun yang menunggu, secara tiba-tiba lampu rotary menyala berkedip-kedip dan sirine berbunyi meraung-raung, padahal mau berangkat dari rumah duka mobil didorong karena accunya soak tanpa ada strom. Akhirnya keluarga dan crew ambulan berlari-lari menghampiri mobil ambulan untuk melihat apa yang terjadi, semua terheran-heran atas kejadian tersebut.
Rupanya almarhum tidak mau ditinggal sendirian di mobil ambulan, apalagi ditinggal ngopi karena ngopi adalah kegemaran almarhum. Dengan pengalaman seperti itu, sewaktu saya dan keluarga membawa jenazah almarhumah ibu saya dari Jakarta ke Purworejo pada tanggal 23 Desember yang lalu, saya dan keluarga tidak berani meninggalkan jenazah almarhumah sendirian didalam mobil ambulan, utamanya pada saat istirahat makan dan ngopi.
Selamat jalan ibu dan selamat jalan kawan…… doaku selalu......